1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Pertumbuhan seni pertunjukan Indonesia tanpa dibarengi regenerasi

Seniman dan sutradara Garin Nugroho mengatakan, seni pertunjukan saat ini mendesak hadirnya ruang-ruang pertumbuhan semacam ruang kreatif.

Garin Nugroho © 2017 merdeka.com/Darmadi Sasongko. ©2017 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Senin, 02 Oktober 2017 09:07
Pertumbuhan seni pertunjukan di Indonesia tanpa diimbangi dengan sistem kaderisasi sebagai sebuah regenerasi. Dunia seni masih dianggap miskin dari kreator muda yang konsisten berkarya dan membangun komunitas seni di lingkungannya.
 
Seniman dan sutradara Garin Nugroho mengatakan, seni pertunjukan saat ini mendesak hadirnya ruang-ruang pertumbuhan semacam ruang kreatif. Padahal di sanalah proses kaderisasi dan regenerasi akan terbangun. 
 
"Bakat dan keinginan merepresentasikan diri anak muda sangat tinggi, namun ruang tumbuh tidak sebanding dengan apa yang disebut sumber daya manusia, bakat-bakat dan keinginan untuk berekspresi dan berorasi," kata Garin Nugroho di acara Ruang Kreatif: Bincang Seni Pertunjukan Indonesia yang digagas Bakti Budaya Djarum Foundation di Malang, Jumat (29/9).
 
Kata Garin, tanggung jawab semua mencarikan ruang tumbuh bagi anak-anak muda Indonesia untuk berkreativitas.
 
Garin juga mengatakan, percepatan teknologi telah menimbulkan gegar budaya sehingga regenerasi mengalami kesulitan. Karena itu, workshop seni pertunjukan sebagai bentuk apresiasi pada anak-anak muda sekaligus membangun hadirnya kreator muda. 
 
"Harapannya tidak menimbulkan sejarah yang tertutup," tegasnya. 
 
Pemerintah sendiri sebenarnya tertarik pada ruang tumbuh, namun tidak mungkin semua dikelola oleh pemerintah.  Sekarang politik memang terkesan lebih banyak mendapat perhatian,  sementara pelayanan pada ruang tumbuh agak terabaikan.
 
"Terjadi pertumbuhan komunitas seni dan teknologi yang luar biasa sekali tapi ruang-ruang pertumbuhan tidak terjadi sehingga tidak menghasilkan produktivitas. Saat ini era komunitas, tapi ruang tumbuh mengekspresikan sangat minim dan harus diseimbangkan," ujarnya.
 
Berangkat dari hal tersebut, pihaknya menggelar program ruang kreatif yang mencari bakat-bakat para seniman muda baru di dunia seni. Harapannya, melalui program ini dapat melahirkan para seniman muda Indonesia di dunia seni pertunjukan yang mampu bersaing dengan seniman yang ada di dalam maupun luar negeri.
 
Program tersebut berjalan di empat kota besar di Indonesia pada 2016 dan tahun ini diselenggarakan di Malang, Kudus, Padang Panjang dan Bandung. Program bertujuan menumbuhkan bakat-bakat baru kreator seni pertunjukan Indonesia.
 
Sementara,  Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian menjelaskan, program Ruang Kreatif telah rutin diadakan di Galeri Indonesia Kaya selama hampir dua tahun.
 
Program digelar dengan tema yang beragam dan bertujuan untuk mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda, sehingga tidak hanya menikmati pertunjukan tetapi juga mengetahui proses awal dalam sebuah seni pertunjukan.
 
"Tahun lalu, bersama Garin Nugroho, kami membuat program Bincang Seni Pertunjukan Indonesia, dengan harapan dapat menemukan dan melahirkan bakat-bakat baru kreator seniman muda Indonesia. Melihat antusiasme kelompok seni yang tersebar di Indonesia, kami mengadakan kembali program Bincang Seni sehingga proses regenerasi di bidang seni pertunjukan Indonesia tetap ada," terangnya.
 
Program ini terbuka untuk seniman muda Indonesia dengan usia maksimal 30 tahun dan tergabung dalam komunitas seni. Gagasan pementasan dituangkan dalam Proposal Art Project.
 
Peserta dapat mengikuti ruang kreatif dengan cara mengirimkan proposal yang berisi gagasan pementasan dan mengisi serta mengirimkan formulir melalui email paling lambat 30 Oktober 2017.
 
Sebanyak 25 peserta terseleksi yang diwakili oleh pimpinan produksi kelompok komunitas seni berhak mengikuti workshop di Galeri Indonesia Kaya pada tanggal 19-22 November di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta.
 
Program Bincang Seni Pertunjukan Indonesia diisi dengan bincang-bincang dengan para instruktur dari seniman profesional yang membagi ilmu dan pengalaman menangani proyek seni kolaboratif. Di Malang, Garin Nugroho menggandeng Ratna Riantiarno yang kita kenal sebagai produser Teater Koma untuk membagi pengalamannya di dunia seni pertunjukan.
 
(RWP)
  1. Event
  2. Info Kota
  3. Seni
  4. Kota Malang
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA