1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Patrol, dari penanda sahur hingga jadi festival kesenian

Pada awalnya patrol merupakan pengingat dan penanda untuk bangun sahur, namun kini musik tersebut telah menjadi kesenian rakyat yang diminati.

Musik Patrol © Jombangkab.go.id/Pemkab Jombang. ©2017 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Kamis, 08 Juni 2017 16:37

Merdeka.com, Malang - Pada bulan Ramadan ini ada satu tradisi unik yang biasa berlangsung di pagi hari menjelang datangnya waktu sahur. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh sekelompok anak muda yang berkeliling di wilayah kampung mereka sambil membawa berbagai alat musik perkusi atau benda apapun yang dapat menimbulkan bunyi cukup nyaring dan disertai teriakan "sahuuur!sahuuuur!" yang iramanya disesuaikan dengan ketukan mereka.

Tradisi membangunkan sahur dengan cara ini bukanlah hal yang asing pada beberapa wilayah di Jawa Timur termasuk di Malang. Banyak orang yang menyebut bahwa tradisi bermain musik sambil membangunkan orang ini sebagai patrol. Di kampung-kampung di Malang, banyak anak muda yang masih sering dan senang melakukannya dan bahkan melibatkan anak-anak kecil pula.

Biasanya patrol dilakukan oleh sekelompok orang sambil berjalan dari wilayah kampung tersebut untuk membangunkan orang. Alat musik yang biasa dipakai adalah alat perkusi seperti kentongan serta kadang juga menggunakan galon dan beberapa alat perkusi yang dibuat dari barang bekas seperti drum air.

Sebagai kebiasaan yang berkembang di masyarakat, banyak daerah yang mengklaim bahwa kebiasaan ini berasal dari daerah mereka. Namun hingga sekarang belum diketahui secara pasti sesungguhnya dari mana kebiasaan ini pertama dilakukan. Selain itu penggunaan alat musik yang cukup umum seperti kentongan juga membuat sukar untuk melacak secara pasti asal dari kebiasaan ini.

Jika ditarik mundur, penggunaan kentongan ini diperkirakan berasal dari kebiasaan di kampung-kampung yang selalu memiliki pos ronda dan dilengkapi dengan kentongan untuk tanda bahaya. Pada bulan Ramadan sendiri, kentongan tersebut digunakan untuk membangunkan warga agar melakukan sahur, namun karena jangkauan yang kurang luas akhirnya kentongan tersebut dibawa berjalan dan dibunyikan untuk membangunkan sahur pada masyarakat seluruh kampung.

Dalam perkembangannya, patrol tidak hanya menjadi sekedar sarana untuk membangunkan sahur saja. Kini di Malang hadir banyak kelompok musik patrol dengan alat musik yang lebih lengkap dan termasuk gamelan, saron, gendang, gong dan lain sebagainya. Kelompok ini kerap berlatih secara rutin dan tidak hanya terbatas pada bulan Ramadan saja.

Bahkan, sebelum bulan Ramadan lalu, Pemerintah Kota Malang telah mengadakan sebuah festival musik patrol yang digelar di jalan Simpang Balapan. Para pemain musik patrol ini juga menggunakan kendaraan yang cukup unik dan berwarna-warni sebagai bagian pertunjukkan mereka.

Bagi banyak anak-anak muda pada beberapa kampung di kota Malang saat ini, musik patrol tidak hanya sebatas untuk membangunkan di bulan ramadan saja tapi juga membawa gengsi kampung mereka. Walau musik ini telah berkembang dari pemberitahuan menjadi sebuah kesenian baru, namun tetap musik patrol pembangun sahur di bulan puasa adalah salah satu yang paling dirindukan oleh banyak orang.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Seni
  2. Musik
  3. Seputar Ramadan
  4. Pernik ramadan
  5. Sobo Kampung
  6. Ramadan 2017
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA