Malang

Merdeka.com, Malang - Beberapa waktu belakangan ini, berembus isu mengenai wacana tidak adanya sistem degradasi pada kompetisi Liga 1. Dilansir dari Bola.net, munculnya isu itu ternyata tidak mendapat tanggapan yang positif dari PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator.

Wacana ini sendiri muncul usai pertemuan informal antar para manajer klub di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Kamis (3/8) lalu. Usulan ini muncul dipicu banyaknya laga di Liga 1 yang berjalan tidak sesuai dengan aturan yang telah disepakati.

"Kita sih berpatokan sama manager meeting yang resmi ya. Di mana di manager meeting itu tidak ada sedikitpun pembicaraan masalah mengenai degradasi dan promosi," ujar CEO PT LIB, Risha Adi Wijaya.

"Peraturannya jelas bahwa di Liga 1 posisi 16,17,18 akan terdegradasi ke Liga 2. Termasuk sebaliknya posisi 1,2, dan 3 di Liga 2 akan naik ke Liga 1," sambungnya.

Salah satu perubahan aturan yang memicu munculnya wacana tersebut adalah terkait penggunaan pemain U-23. Pada kompetisi Liga 1 ini, seluruh klub telah coba mematuhi peraturan tersebut namun ternyata di tengah jalan peraturan berubah.

Hal ini yang membuat para manajer klub merasa adanya ketidakadilan bila sistem degradasi ini tetap dijalankan. Mereka menganggap bahwa beberapa klub sudah dirugikan oleh perubahan ini.

Risha juga menambahi bahwa aturan mengenai promosi dan degradasi ini juga tidak bakal bisa diterapkan. Terutama mengingat liga yang tengah berjalan dan perlunya ada izin dari pihak lain.

"Regulasi kita kan jelas, regulasi kita ada promosi dan degradasi. Regulasi itu pun sebelum dikeluarkan harus disetujui oleh PSSI," ujar Risha.

"Promosi dan degradasi itu sudah disetujui oleh PSSI. Jadi tidak bisa serta merta dihilangkan," tandasnya.