Wali Kota Malang (Plt) Sutiaji hadir di Indonesia Development Forum (IDF) 2018 di Jakarta.
Merdeka.com, Malang - Wali Kota Malang (Plt) Sutiaji hadir di Indonesia Development Forum (IDF) 2018 di Jakarta. Forum bergengsi yang diikuti Gubernur, Walikota/Bupati se-Indonesia itu merupakan gelaran kedua kalinya setelah digagas pada 2017.
Sutiaji yang akan dikukuhkan sebagai Wali Kota Malang periode 2018-2023 sekitar September 2018 itu menegaskan pentingnya membangun konektivitas Organisasi Perangkat Daerah di Kota Malang.
"Capaian program pembangunan daerah akan maksimal, bila semua terkoneksi, saling melengkapi dan menguatkan. Tidak bisa dan tidak boleh berjalan sendiri, "tegas Sutiaji usai acara yang digelar di Ballroom hotel Ritz Calrton Jakarta, Selasa (10/7).
Sutiaji juga menekankan pentingnya kemandirian daerah dengan inovasi yang dapat dikembangkan. Sekian potensi daerah dapat dikembangkan guna mendukung pembangunan.
"Daerah jangan hanya menengadah kucuran dana dari Pemerintah Pusat, tapi harus mampu memaksimalkan potensi daerah dalam upaya membangun kemandirian anggaran. Itu yang akan saya pacu kepada OPD maupun perusahaan daerah di kota Malang," katanya.
Pernyataan Sutiaji disampaikan dalam rangka merespon slogan Inspire, Imagine, Innovate dan Iniate yang menjadi spirit IDF 2018. Acara dengan tema Terobosan untuk Mengatasi Kesenjangan Antar Wilayah di Seluruh Nusantara itu digelar oleh Kementerian PPN/Bappenas dan dibuka oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Menteri PPN/ Kepala Bappenas, Bambang Brojonegoro dalam pengantar pembukaan mengatakan, IDF 2018 digelar untuk mewadahi pemerintah Indonesia, akademisi, masyarakat sipil, mitra pembangunan dan masyarakat secara umum guna mengumpulkan perspektif pembangunan lintas disiplin.
Tema tersebut dijabarkan dalam tujuh sub tema yakni Pengembangan Pusat Pertumbuhan, Upaya mengurangi kesenjangan daerah tertinggal dan perbatasan, Perbaikan pelayanan dasar untuk mengurangi kesenjangan wilayah, Memanfaatkan potensi ekonomi digital untuk mendorong pembangunan daerah, Penguatan konektivitas Indonesia sebagai negara kepulauan, Inovasi dalam Tata Kelola Pemerintah Daerah serta Pengoptimalan sumber pendanaan pembangunan.
"Memerangi ketimpangan untuk menuju pembangunan lebih baik yang menjadi tema di tahun kemarin (2017), menjadi titik ungkit pemilihan tema IDF 2018 dengan konsentrasi aktualisasi Nawa Cita ke-3 dari Presiden Jokowi, yakni membangun Indonesia dari pinggiran," tutur Bambang Brojonegoro.
Sementara, HE. Gary Quinlan, Duta Besar Australia menyatakan, Indonesia merupakan negara yang memiliki budaya demokrasi yang kuat dan kekayaan budaya serta kepulauan dari Sabang sampai Merauke. Pertumbuhan pembangunan ekonomi menjadi perhatian penting bagi Pemerintah Australisia sebagai mitra strategis.
Kehadiran khusus Pemerintah Australia dalam perhelatan IDF 2018, karena kegiatan ini juga ditopang oleh Knowledge Sector Iniviative, sebuah lembaga jejaring pembangunan Australia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan perjalanan sejarah, bahwa munculnya pemberontakan, gerakan separatis dan upaya memisahkan diri dari NKRI seperti Peristiwa NI/Permesta dan Gerakan Aceh Merdeka, lebih banyak disebabkan karena ketimpangan ekonomi. Maka bagaimana memajukan pembangunan daerah pinggiran/ tertinggal/ terbelakang, menjadi fokus Pemerintah.
"Bukan hal mudah tapi harus dilakukan," tegas Jusuf Kalla.
Karenanya konsep awal otonomi daerah adalah bersaing untuk efisiensi dan mengedepankan keunggulan daerah, agar mampu mendorong akselerasi pembangunan.
IDF 2018 digelar 10-11 Juli. Pada high level talkshow menghadirkan Menteri Kesejateraan Lingkungan Hidup (KLH) Siti Nurbaya Bakar, Menteri PAN/ RB Asman Abnur, Mendagri Tjahjo Kumolo, Gubernur Jawa Timur Sokarwo dan Hasto Wardoyo, Bupati Kulon Progo, selaku pembicara utama.