Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melakukan peletakan batu pertama pembangunan 40 hunian tetap bagi gelandangan dan pengemis di Malang.
Merdeka.com, Malang - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa melakukan peletakan batu pertama pembangunan 40 hunian tetap (Huntap) bagi gelandangan dan pengemis di Kota Malang. Rumah tersebut dibangun di Jalan Jabal Nur Dukuh Baran, Kelurahan Telogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Pembangunan tersebut dalam rangka mendukung komitmen pemerintah mewujudkan bebas gelandangan dan pengemis pada Desember 2017. Komitmen tersebut telah dibangun bersama Dinas Sosial (Dinsos) provinsi dan kabupaten se-Indonesia.
"Kita ini termasuk lima besar negara yang penduduknya dalam posisi homeless (tidak memiliki rumah). Kita sudah berkomitmen bertekad Desember 2017 bebas gelandangan dan pengemis," ujar Khofifah di lokasi, Jumat (25/3).
Peletakan batu pertama tersebut menandai dimulainya pembangunan rumah yang akan dihuni 40 keluarga yang secara komitmen bersedia meningkatkan taraf hidup. Keseluruhan calon penghuni ikut dihadirkan untuk menyaksikan.
Program tersebut menggunakan anggaran bersama antara Kementerian Sosial (Kemensos) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Penyediaan tanah ditanggung oleh Pemkot Malang sementara program pendukung oleh Kemensos.
Nilai program ini Rp 30 juta setiap rumahnya, namun pemerintah daerah bisa mendukung dengan program-program APBD. Selain itu juga bisa mendapatkan dukungan dari lembaga private untuk mewujudkannya.
Gelandangan yang sudah terverifikasi juga akan mendapatkan tunjangan jaminan hidup (Jadup). Jumlah Jadup tergantung dengan jumlah keluarga, karena memang berbasis individu.
"Jadupnya Rp 2,250 juta per jiwa. Kalau satu keluarga berjumlah 5 orang, maka tinggal dikali lima," katanya.
Kini, Dinsos Kota Malang sendiri tengah melakukan vocational training terhadap sejumlah calon penghuni Huntap. Bimbingan sosial keterampilan diberikan dengan indeks Rp 1 juta. Mereka dipersiapkan untuk bersosialisasi dengan mendapatkan berbagai pelatihan dan keterampilan.
Kemensos menyiapkan program UEP (Usaha Ekonomi Produktif) dan Usaha Bersama. Selanjutnya akan dikoordinasikan dengan BLK setempat untuk memberikan pelatihan vocational training.
"Lewat UEP, keluarga akan ditopang perekonomiannya, sehingga tidak lagi tertarik untuk kembali ke jalanan," jelasnya.
Program tersebut sudah mulai dilakukan di sejumlah wilayah di Indonesia seperti Yogyakarta, Pasuruan dan Padang. "Ini harus disupport oleh Pemkot dan Pemkab yang potensial memiliki banyak gelandangan dan pengemis," pungkasnya.
Reporter : Darmadi Sasongko