Istri mendiang almarhum Munir Said Thalib, Suciwati turun tangan dalam Aksi Kamisan di Malang setelah sebelumnya sempat dibubarkan.
Merdeka.com, Malang - Istri mendiang almarhum Munir Said Thalib, Suciwati turun tangan dalam Aksi Kamisan di Malang setelah sebelumnya sempat dibubarkan sejumlah organisasi masyarakat (ormas). Dua kali Aksi Kamisan dibubarkan lantaran dianggap menyuarakan separatisme.
Suciwati bersama puluhan aktivis pergerakan di Kota Malang kembali menggelar Aksi Kamisan. Aksi mereka pun berjalan aman hingga pukul 17.00 WIB, sebagaimana surat pemberitahuan.
"Sebetulnya murni sejak awal, cuma bahwa ada isu-isu yang ikut masuk tanpa persetujuan kita," kata Suciwati usai aksi di depan Balaikota Malang, Kamis (18/10).
"Karena banyak temen-temen yang sejak awal ada, waktu itu lagi sibuk tidak sempat hadir. Mereka kemudian pakai Aksi Kamisan itu pakai isu mereka. Padahal mereka belum pernah mendiskusikan aksi itu dengan kami. Itu yang kita jaga hari ini, untuk ke depan jangan sampai itu terjadi," jelasnya.
Agar tidak kembali terulang, telah dibentuk panitia khusus. Pihaknya juga akan selalu memberi surat pemberitahuan kepada polisi setiap aksi digelar.
Suci menolak anggapan Aksi Kamisan ditunggangi isu separatisme. Ini terjadi karena ada kelompok yang menggunakan aksi Kamisan untuk kepentingan lain.
"Nggak (ditunggangi), ada yang memakai. Kalau ditunggangi, kita kayak orang bodoh saja, ada yang menunggangi. Kita waktu itu karena teman-teman yang pegang isu sedang di Surabaya, kemudian dipakai, tidak komunikasi dengan kita," katanya.
Aksi Kamisan di Kota Malang sudah 2 tahun berjalan dan tidak pernah terjadi masalah. Masing-masing pihak melakukan perbaikan baik polisi maupun para aktivis di pergerakan. Namun ditegaskan bahwa Aksi Kamisan bukan gerakan dari separatisme.
"Kita punya role, bahwa ideologi kita adalah kemanusiaan. Kita tidak mendukung separatisme, karena kita cinta Indonesia, kita mau memperbaiki Indonesia. Kalau mau keluar Indonesia, bukan bersama kita, punya ruang sendiri," katanya.
Suciwati juga menegaskan bahwa Aksi Kamisan adalah aksi damai yang tidak pernah berafiliasi soal kemerdekaan bangsa lain atau apapun. Karena tujuan aksinya untuk memperbaiki negara ini yakni salah satunya Melawan Imunitas.
"Karena selama ini banyak sekali, soal penculikan, penembakan mahasiswa, pembunuhan, almarhum Munir termasuk, itu selama ini pelakunya tidak pernah ditangkap. Mereka mendapatkan eksklusif secara hukum, bahkan dipromosikan," katanya.
"Kita tidak mau itu terjadi, ada orang ditembak, diculik kemudian tidak ada yang dihukum. Kemudian mereka menikmati kebebasan. Itu yang kita kritik dengan keras," katanya.
Kejadian itu tidak boleh terulang dan terjadi terus menerus, sehingga Aksi Kamisan harus terus digelar di Malang, Surabaya, Bandung beberapa kota besar di luar Jawa.
Dua kali Aksi Kamisan dibubarkan oleh Ormas yang keberatan dengan isu kemerdekaan Papua Barat. Aksi saat itu diikuti para mahasiswa asal Papua yang memang sudah beberapa kali menggelar aksi serupa di Kota Malang dan sekitarnya.