"Sesungguhnya santri memiliki tantangan yang jauh lebih besar untuk menyelami dan bertahan dalam menerjang arus globalisasi," jelas Sutiaji.
Merdeka.com, Malang - Globalisasi telah menjadikan batas antar negara menjadi sangat tipis, bahkan seolah tidak ada sekat pemisah. Kehadiran globalisasi sendiri tidak dapat dihindari, dan membawa pengaruh bagi kehidupan masyarakat. Pengaruh globalisasi bisa positif dan negatif, yang tanpa disadari dapat mengkontaminasi sendi-sendi kehidupan manusia.
Salah satu dampak negatif adalah dekadensi moral, sebagai imbas atas ragam informasi serta budaya yang bertentangan dengan norma agama, serta nilai-nilai budaya bangsa. Kondisi ini yang mendorong peringatan Hari Santri Nasional terus digelar Kota Malang.
“Generasi muda terkhusus para santri selaku agent of change dan social control, harus mengambil peran besar untuk mempertahankan karakter bangsa dan idiologi negara. Sesungguhnya santri memiliki tantangan yang jauh lebih besar untuk menyelami dan bertahan dalam menerjang arus globalisasi, bila dibandingkan pemuda pada umumnya," jelas Wali Kota Malang, Sutiaji dalam peringatan Hari Santri se-Kota Malang di Hotel Pelangi, Rabu (17/10).
Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edy Jarwoko, Anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Kepala Kementrian Agama Kota Malang, Ketua PCNU Kota Malang, serta Ketua PD Muhammadiyah.
Sofyan Edy menambahkan, dalam menjawab tantangan globalisasi, para santri tidaklah cukup hanya duduk dan mengaji. Tetapi harus melakukan berbagai persiapan dalam menjalani kehidupan, sehingga nantinya mampu mempertahankan nation character dan idiologi negara Indonesia.
“Karenanya melalui kegiatan ini, Saya berharap kepada para santri, untuk ikut andil dalam menghadapi tantangan zaman yang kian mengglobal di semua lini kehidupan. Santri harus mampu menjadi subyek dalam berbagai bidang kehidupan. Mengamalkan ilmu agama yang ia peroleh dari pesantren maupun mengembangkan alih teknologi yang didapat,” pungkasnya.
Kepala Bagian Kesra dan Kemasyarakatan Kota Malang dalam sambutannya juga memaparkan bentuk kegiatan dalam peringatan hari Santri Nasional. Kegiatan dalam bentuk halaqah atau forum yang bersifat ilmiah yang menghadirkan KH. Rijal Mumazziq Zionis (Rektor IAI Al Falah As-Sunniyah Kencong Jember) dan Abdullah Hamid, M.Pd (Penasehat AISNU sekaligus Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya) sebagai narasumber.
"Tujuan dari acara ini adalah untuk meneladani semangat jihad, semangat kebangsaan, memupuk semangat santri untuk mengokohkan pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila, serta memberikan pemahaman kepada santri untuk menggunakan Teknologi Informasi sebagai media dakwah dan kemaslahatan umat," paparnya.