Massa aksi Bela Tauhid di Alun-Alun Merdeka Kota Malang akhirnya membubarkan diri usai mendapat imbauan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah.
Merdeka.com, Malang - Massa aksi Bela Tauhid di Alun-Alun Merdeka Kota Malang akhirnya membubarkan diri usai mendapat imbauan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda). Massa yang menamakan diri Komunitas Pembela Tauhid Malang Raya akhirnya batal menggelar jalan sehat dan penggalangan dana.
Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri menceritakan massa sudah tiba di Alun-Alun Merdeka sejak subuh. Lalu menjalankan salat berjamaah di Masjid Jami'. Mereka rata-rata berasal dari luar kota untuk mengikuti aksi tersebut.
"Kemudian oleh Forkopinda diberikan imbauan bahwa Kota Malang ini kota yang sangat kondusif, agar massa yang sudah datang di kota malang untuk ikut bersama-sama menjaga kondusifitas Kota Malang," kata Asfuri di Alun-Alun Merdeka Kota Malang, Minggu (28/10).
Wali kota didampingi wakil wali kota dan Kapolres serta tokoh agama meminta agar massa yang hadir kembali ke tempat masing-masing. Sehingga pukul 06.05 WIB, massa mulai membubarkan diri untuk kembali ke rumah masing-masing.
Panitia menyampaikan pemberitahuan agar kegiatan pawai Panji Tauhid dari Alun-Alun Merdeka menuju ke Bundaran Tugu atau Balai Kota dibatalkan.
"Jadi untuk kegiatan pawai tidak jadi, tidak dilaksanakan, setelah terjadi imbauan Forkopinda dan tokoh masyarakat, massa 06.05 WIB membubarkan diri," kata Asfuri.
"Ketua pelaksana menyampaikan pada massa yang datang. Sudah cukup, massa yang datang bersama-sama untuk tidak terprovokasi menjaga kondusifitas yang sudah bagus. Mereka pun setuju massa untuk kembali (pulang)," jelasnya.
Aksi Bela Tauhid digelar di Alun-Alun Kota Malang akhirnya memilih membubarkan diri. Aksi yang dikemas dalam bentuk jalan pagi dan penggalangan dana itu akhirnya batal digelar.
Sempat terjadi aksi saling dorong saat sejumlah orang memaksa meminta menurunkan bendera bertulis kalimat tauhid. Massa sempat terpropokasi dan terlibat saling dorong.
"Bendera disuruh menurunkan dan itu yang membuat kami kecewa. (Yang meminta) Orang tidak pakai seragam," kata Hendra Kurniawan, salah seorang panitia aksi di Alun-Alun Kota Malang, Minggu (28/10).
Kata Hendra, sempat juga ibu-ibu terprovokasi karena atribut balonnya diledakkan kayu. Sehingga memang sempat terlibat adu mulut.
Hendra menegaskan bahwa aksinya sebagai bentuk solidaritas terhadap kejadian di Garut, Jawa Barat. Aksi rencana digelar usai salat subuh, berjalan dari Alun-Alun Masjid Jami, menuju Alun-Alun Balai Kota melewati Jalan Kahuripan.
"Ini aspirasi terkait pembakaran kejadian yang di Garut, bendera tauhid, sambil di akhir acara akan ada penggalangan dana," katanya.
Hendra mengaku telah menyampaikan pemberitahuan terkait rencana aksinya tersebut sejak Kamis lalu. Peserta sendiri berasal dari Malang Raya dan sejumlah daerah lainya.
"Kita menyampaikan pemberitahuan, Kamis ke Polres. Peserta dari Jawa Timur, kabar kan beredar di sosial media, kemungkinan mereka tergerak berdatangan," jelasnya.
Aksi akhirnya dibatalkan atau membubarkan diri setelah disampaikan oleh Forkopinda. Wali kota dan Kapolres memberikan imbauan langsung untuk turut menjaga Kota Malang.
"Kami membubarkan diri, memang sudah diminta oleh pihak Forkopimda, pak wali kota sendiri yang menyampaikan, kemudian hasil negosiasi dengan panitia terjadi ini, ya sudah kemudian membubarkan diri," katanya.
Pantauan di lapangan, massa memilih bergerombol di sejumlah sudut alun-alun. Sebagian massa yang terlihat mengenakan topi dan bendera bertulis kalimat tauhid memilih tetap duduk-duduk di sejumlah tempat.
Sebagian juga menyempatkan untuk berfoto selfie dan asyik ngobrol bergerombol. Massa juga sebagian perlahan-lahan berjalan meninggalkan lokasi.
Polisi sendiri terus bersiaga berada di alun-alun dan sekitarnya. Sesekali mereka menyampaikan imbauan untuk kembali ke tempat masing-masing. Selain itu sebuah kendaraan lapis baja terparkir tidak jauh dari lokasi.