Ketiga pasang calon wali kota yang bertarung di Pilwali Kota Malang sama-sama optimis bakal menang di Pilkada tersebut.
Merdeka.com, Malang - Pasangan calon Walikota Malang, Mochammad Anton dan Syamsul Mahmud begitu atraktif saat mendapatkan nomor 2. Keduanya pun meloncat kegirangan, sambil bergoyang menunjukkan angka yang terbuka dari gulungan.
Anton dan Syamsul dengan baju khusus yang memang jadi seragam kebesaran, terlihat yang paling heboh. Bahkan kehebohan itu sudah ditunjukkan awal menaiki panggung.
Saat dua pasangan yang mengapitnya terlihat tenang dan tegang, Anton sudah mulai membuat 'ulah' . Anton menaiki panggung dengan goyangan 'Sik Asik' sambil sengaja mengangkat jari dan tangannya di hadapan bidikan kamera.
"Sesuai dengan harapan, dan sesuai dengan doa kita. Alhamdulillah kita mendapatkan angka 2. Ini salah satu tanda-tanda dua kali kemenangan," kata Anton sesaat menyampaikan kesuksesan selama kepemimpinan lima tahun terakhir, Selasa (13/2) malam.
Perjuangan dan pembangunan, kata Anon, masih harus dilanjutkan dan jabatan sebagai amanat sehingga harus diwujudkan. Dua periode akan menyempurnakan pembangunan yang sudah diraihnya.
Sementara, pasangan Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko selama di panggung tampak tenang, kendati juga meluapkan kegembiraan bersama pendukungnya. Keduanya bergoyang kecil dan mengangkat angka 3 yang baru diperolehnya tinggi-tinggi.
Sutiaji dan Edi (SaE) yang mengenakan jas dan celana hitam, lengkap dengan peci hitam, mengimbangi euvoria para pendukung. Tiga jarinya terbuka ditunjukkan kepada pendukung bergambar wajahnya yang terus riuh dengan yel-yelnya.
"Alhamdulillah, kami ditunjuk oleh Allah, bahwa hidup harus komitmen dan konsisten. Ketika daftar kami dapat urutan ketiga, ketika mengambil ketetapan bahwa kami menjadi calon nomor tiga, alhamdulillah Mas Edi tadi ngambil nomor satu, tapi dapat angka tiga. Artinya komitmen bermartabat dan kami Sae. Sae itu mengalah, dan mengalah akan dapat kemenangan," urai Sutiaji.
Sutiaji siap merebut kemenangan dengan nomor buntut yang didapatkannya. Ia menceritakan saat dirinya maju setahun lalu yang juga mendapatkan nomor buncit, yakni 6.
"Kami periode lalu dapat nomor enam, dan yang menang adalah yang nomor enam. Lima tahun yang belum selesai, Walikota dan Wakil harus bersatu, ketika bersatu kebaikan dan kesatuan dan kemenangan akan tercapai," ungkapnya.
Tidak jauh berbeda ditunjukkan oleh Yaqud Ananda Gudban dan Ahmad Wanedi yang berdiri di sisi kiri. Jari telunjuk mereka langsung mengacung tinggi-tinggi sesuai angka yang diperolehnya yakni angka 1.
Nanda dan Wanedi terlihat berlari dan bergoyang kecil sambil meneriakkan yel ke arah pendukungnya. Tak berselang lama, pasangan dengan jargon Menawan (Menangkan Nanda-Wanedi) mendapatkan poster dalam bentuk satu jari yang sudah disiapkan.
Nanda yang merupakan politisi Partai Hanura mengenakan pakaian putih, dan Wanedi mengenakan baju sesuai seragam partainya, merah PDIP. Kostum keduanya sama persis dengan foto dalam poster yang selalu diangkat tinggi-tinggi oleh para pendukungnya.
"Kami bahagia dengan nomor ini, artinya tanda-tanda untuk jadi pemenang atau N1 sudah di tangan kami, Insya Allah. Tanda yang kami gunakan adalah telunjuk semata-mata menuju hanya karena Allah. Mengarah pada tauhid Allah, kami yakin hanya nomor satu yang jadi pemenang," terangnya.
Kata Nanda, tidak ada kesombongan, tidak ada euforia berlebihan, karena nomor ini sesungguhnya hanya sebagai penandatanganan, Nanda - Wanedi. Yang bisa menentukan kemenangan adalah bagaimana bisa meraih hati masyarakat untuk percaya pada kami dan memilih kami pada 27 Juni nanti untuk menjadi nomor 1.