Adanya sejumlah Pilkada pada tahun 2018 ini membuat Arema berharap bahwa mereka tidak dikaitkan dalam ranah politik praktis.
Merdeka.com, Malang - Koordinator Aremania wilayah Klayatan kota Malang, Achmad Ghozali angkat suara terkait indikasi terseretnya Aremania pada panasnya iklim politik jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada). Dilansir dari Bola.net, dia meminta agar Aremania secara institusi tidak diseret-seret pada aksi dukung-mendukung salah satu calon.
"Aremania ini kan hadir untuk mendukung Arema. Adanya di lapangan," ujar Ghozali.
"Tidak perlu dibawa-bawa ke politik, yang bukan kapasitas kami," sambungnya.
Ghozali mengaku sadar bahwa Aremania memang memiliki daya pikat yang besar terutama jika dikaitkan dengan agenda politik. Namun, dia juga menyebut bahwa tak tepat jika Aremania secara institusi ikut terjun ke dunia politik.
"Koridor Aremania adalah suporter yang mendukung klub sepakbola, yaitu Arema. Aremania tidak berpolitik," tuturnya.
Terseretnya Aremania dalam pusaran politik ini memang menjadi kekhawatiran pada tahun 2018 ini. Digelarnya Pilkada di sejumlah daerah termasuk di kota Malang membuat sangat mungkin Aremania ikut terseret.
Terseretnya Aremania atau kelompok suporter lain ke dalam politik sebenarnya bukanlah hal baru pada sepakbola Indonesia. Selama ini kerap dijumpai sejumlah tokoh yang mendekati kelompok-kelompok suporter untuk meningkatkan popularitas.
Senada dengan Ghozali, Koordinator Aremania Wilayah Sukorejo, Amin, juga menyoroti potensi Aremania bakal terseret ke ranah politik. Namun, Amin yakin bahwa Aremania sudah cukup cerdas menyikapi hal tersebut.
"Saya rasa, Aremania sudah paham bahwa kita tidak berpolitik. Mereka pasti sudah paham koridor-koridor yang ada," tegasnya.