Kehadiran Yuli hanya untuk mengobati kerinduannya. Namun dia tidak beraksi untuk jadi dirigen memimpin Aremania bernyanyi.
Merdeka.com, Malang - Laga 64 besar Piala Indonesia antara Arema FC menghadapi Persekam Metro FC menjadi laga pelepas rindu bagi Aremania yang bisa mendampingi tim kesayangan mereka di stadion. Dilansir dari Bola.com, selain belasan ribu Aremania, dirigen Aremania, Yuli Sumpil juga ikut hadir di laga tersebut walau mendapat sanksi seumur hidup berupa larangan memasuki stadion seluruh Indonesia.
Tapi sanksi itu ternyata memiliki kelemahan karena komdis tidak mengatur secara detail apakah sanksi itu hanya di Liga 1 atau ajang lainnya.
Yuli baru muncul saat pertandingan memasuki pertengahan babak kedua. Dia masuk area sentelban. Setelah untuk menyapa Aremania di beberapa di area utara dan selatan. Yuli ditemani beberapa pentolan Aremania saat berkeliling, setelah itu dia tidak lagi terlihat.
Kehadiran Yuli hanya untuk mengobati kerinduannya. Namun dia tidak beraksi untuk jadi dirigen memimpin Aremania bernyanyi. Saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu, Yuli sempat bingung apakah sanksinya itu hanya di Liga 1 saja. Dia hanya mengetahui dari pemberitaan media.
“Saya surat sanksi dari komdis juga tidak menerimanya. Sehingga tidak tahu detail sanksinya seperti apa. Tentu saya rindu dengan suasana didalam stadion,” tegas Yuli.
Keberadaan Yuli Sumpil sebagai dirigen Aremania memang tidak tergantikan meskipun sering menuai kontroversi karena dianggap rasialis. Tapi, saat Yuli tidak memimpin Aremania bernyanyi, nyanyian rasialis juga masih terdengar.