Kerap dijuluki 'silent killer', ini bahaya karbon monoksida yang kerap dijumpai di kehidupan sehari-hari.
Merdeka.com, Malang - Berita mengejutkan datang dari desa Ngadas, kecamatan Poncokusumo, kabupaten Malang. Tujuh orang dinyatakan meninggal dunia dengan posisi tergeletak di kursi Balai Desa setempat, Jumat (29/9). Mereka diduga keracunan akibat menghirup karbon monoksida dari genset yang dihidupkan dalam ruangan tersebut.
Lalu apakah karbon monoksida yang diduga menjadi penyebab kematian tujuh korban tersebut?
Karbon Monoksida (CO) merupakan gas tak berwarna dan tak berbau yang dihasilkan oleh bahan pembakar yang mengandung karbon. Keracunan gas ini, dapat menyebabkan kerusakan otak dan bahkan kematian. Bahayanya, gas ini terbilang sulit terdeteksi, karena tidak bisa dilihat, tidak mengeluarkan bau, tidak berwarna dan bahkan tidak berasa. Karena itulah, karbon monoksida kerap dikenal dengan sebutan 'silent killer'.
Dilansir emedicinehealth.com, keracunan karbon monoksida menunjukkan beberapa gejala awal seperti sakit kepala dan mual, sehingga kerap disalahartikan sebagai flu. Paparan karbon monoksida yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan otak bahkan kematian dalam hitungan menit.
Keracunan terjadi karena seseorang terlalu banyak menghirup karbon monoksida. Karbon monoksida adalah gas yang dihasilkan dengan membakar semua jenis bahan bakar gas, seperti minyak, minyak tanah, kayu, atau arang. Gas ini sangat berbahaya, karena ketika dihirup, karbon monoksida akan menggantikan oksigen dalam darah. Tanpa oksigen, sel-sel di seluruh tubuh akan mati, dan organ-organ berhenti bekerja.
Karbon monoksida terbentuk saat senyawa organik terbakar. Sumber karbon monoksida yang paling sering ditemui di kehidupan sehari-hari seperti gas dari knalpot kendaraan bermotor, asap dari api yang besar, asap mesin, generator bertenaga diesel, asap traktor (jika dinyalakan dalam ruangan), pemanggang dengan bahan bakar arang, pemanas ruangan dari minyak tanah, dan lainnya.
Jika berada dalam ruangan dengan ventilasi yang baik, keracunan karbon monoksida dapat dihindari. Dengan mendapatkan udara segar yang cukup, akan membuat level oksigen dalam darah kembali normal.