1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Jumlah penderita HIV/AIDS kota Malang duduki peringkat kedua di Jatim

Mencapai angka 3.800 orang, jumlah penderita HIV/AIDS di kota Malang duduki peringkat tertinggi kedua di Jawa Timur, setelah Surabaya.

Ilustrasi HIV/AIDS. ©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Kamis, 28 September 2017 10:13

Merdeka.com, Malang - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Asih Tri Rachmi Nuswantari menyampaikan, jumlah penderita HIV/AIDS di kota Malang mencapai sekitar 3.800 penderita. Angka ini menggiring kota Malang menduduki peringkat tertinggi kedua di Jawa Timur, setelah Surabaya.

Dilansir Antara, Asih menegaskan bahwa jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) itu tidak bisa disebut meningkat. Asih mengibaratkan, kasus HIV/AIDS seperti gunung es, artinya jumlah itu didapat dari hasil temuan.

Asih menjelaskan, penderita HIV/AIDS bisa aja tidak ditemukan pada tahun-tahun sebelumnya, dan baru ditemukan tahun ini. Temuan baru kasus ODHA tersebut memberi harapan bagi petugas kesehatan. Saat petugas mengetahui keberadaan ODHA, mereka bisa melakukan pemantauan untuk menjaga kualitas hidup ODHA.

Kata Asih, ODHA bisa tetap survive dengan berbagai upaya, diantaranya dengan pemberian antiretroviral (ARV). Selain itu, keberadaan klinik VCT di puskesmas dan sejumlah rumah sakit di kota Malang membantu ODHA untuk melakukan konsultasi, termasuk pendampingan.

"Masyarakat pun bisa melakukan pemeriksaan atau tes di klinik VCT ini, semakin cepat diketahuinya penderita HIV/AIDS akan semakin cepat pula bisa dipantau dan ditangani," jelasnya.

Data Dinkes Kota Malang menunjukkan jumlah ODHA di wilayah itu mencapai angka 3.800 orang pada September 2017 ini. Detailnya, jumlah penderita baru pada tahun 2016 mencapai 316 orang, dan hingga September 2017 ini mencapai 219 orang.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji menyampaikan, kasus ODHA merupakan masalah krusial. Angka 3.800 orang merupakan jumpah penderita yang berani melaporkan diri. Sementara, masih ada kemungkinan adanya penderita ODHA yang tidak berani melaporkan kondisinya.

"Ini berbahaya, sehingga program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) harus punya target, paling tidak meminimalkan jumlah ODHA, bahkan kalau bisa ya tidak ada ODHA baru lagi," tegasnya.

Sutiaji mengakui bahwa kota Malang rentan terhadap penyebaran HIV/AIDS. Pasalnya, kota Malang merupakan kota terbuka, karena banyak pendatang yang keluar dan masuk di kota pendidikan ini, terutama mahasiswa, pelajar, dan pekerja.

"Oleh karenanya, penanganannya tidak bisa hanya dari satu sektor, harus lintas sektor dan melibatkan semua pihak," tandasnya.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Info Kota
  2. Kesehatan
  3. Kota Malang
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA