Jangan salah kaprah, ternyata dua hal tentang diabetes ini hanya mitos. Ungkap faktanya berdasar penjelasan ahli di sini!
Merdeka.com, Malang - Estimasi International Diabetes Federation (IDF) tahun 2013 menunjukkan terdapat 382 juta orang di dunia hidup dengan menyandang diabetes. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang di tahun 2035.
Diabetes atau diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin, atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin sendiri merupakan hormon yang bertugas mengatur keseimbangan kadar gula darah dalam tubuh.
Diabetes terdiri dari dua kategori utama, yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 ditandai dengan kurangnya produksi insulin. Sementara diabetes tipe 2 disebabkan penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh.
Gaya hidup modern saat ini, kerap disebut sebagai salah satu faktor pemicu berkembangnya diabetes, termasuk di Indonesia. Seiring meningkatnya jumlah penderita, berbagai mitos seputar diabetes pun mulai berkeliaran di tengah masyarakat.
Spesialis penyakit dalam, dr. Eric Rahardi menjelaskan tentang fakta yang ada di balik mitos seputar diabetes tersebut. Setidaknya ia menjelaskan fakta dari dua mitos yang paling santer terdengar di masyarakat. Apa sajakah itu? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Diabetes adalah penyakit yang diturunkan oleh ibu ke setiap anak laki-laki, atau oleh ayah ke setiap anak perempuan.
Faktanya, anak-anak dengan orang tua penyandang diabetes memang memiliki faktor risiko lebih tinggi. Hanya saja, hal tersebut sebagian besar disebabkan oleh pola atau kebiasaan makan yang salah, dan ditiru oleh anak selama bertahun-tahun.
2. Diabetes adalah penyakit orang tua
Faktanya, penyakit diabetes tipe 2 dapat menyerang segala usia. Penyakit ini kerap terjadi pada usia lanjut, karena proses penuaan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi kelenjar pankreas.
Namun, seiring perubahan lingkungan, pola makan dan aktivitas fisik di negara berkembang beberapa tahun terakhir, menyebabkan semakin banyak anak-anak maupun dewasa menyandang diabetes tipe 2.
Selain itu, Eric menjelaskan, orang-orang yang memiliki berat badan berlebihan (kegemukan) harus waspada diabetes. Faktanya, kegemukan menjadi salah satu faktor risiko bagi seseorang terkena diabetes. Khususnya orang dengan Body Mass Indeks (BMI) lebih dari 23,5 kilogram per meter persegi.
"Dulu orang tua kalo anaknya gemuk itu seneng. Tapi jangan salah ya, kegemukan sejak kecil itu juga berisiko terkena diabetes," ujarnya.