Kota Malang mengklaim, penanganan sampah sudah tembus 96 persen per hari dari yang dihasilkan sebesar 664,62 ton per hari.
Merdeka.com, Malang - Kota Malang mengklaim, penanganan sampah sudah tembus 96 persen per hari dari yang dihasilkan sebesar 664,62 ton per hari. Berbagai program penanganan sampah juga menjadi contoh daerah lain.
"Volume sampah yang berhasil ditangani di Kota Malang sudah tembus 96 persen per hari," kata Sutiaji usai Rapat Koordinasi Pusda Penerapan Kebijakan Penanggulangan Sampah di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (7/8).
Kota Malang diundang dalam Rakor tersebut lantaran dianggap maksimal dalam penanganan sampah. Rakor dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan. Rakor dihadiri Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup, Bappenas dan 43 Wali Kota se-Indonesia.
Kata Sutiaji, data Dinas Lingkungan Hidup, jumlah produksi sampah di Kota Malang sebesar 664,62 ton per hari. Sedang penanganannya, yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang sebesar 499 ton per hari dan pengurangan sampah melalui berbagai program dari komposting hingga Bank Sampah Malang (BSM) sebesar 140 ton.
Sehingga total jumlah penanganan sampah di Kota Malang sekitar 639 ton per hari atau sudah sampai 96 persen dari total jumlah produksi sampah 664,2 ton per hari.
"Grafik penanganan sampah di Kota Malang setiap tahun naik dan saat ini kita berhasil menangani sampah hingga 96 persen," tandasnya.
Arahan pemerintah pusat, Kota Malang harus terus mengoptimalkan model penanganan sampah reduce, reuse dan recycle, utamanya pada sampah plastik yang kini menjadi sorotan.
Sutiaji juga menegaskan, penanganan sampah plastik digalakkan melalui berbagai program. Salah satu yang segera diterapkan, program kantong sampah plastik berbayar yang sudah dilaunching oleh pemerintah kota khusus untuk kalangan toko dan pusat perbelanjaan.
"Kantong plastik berbayar ini akan terus kita galakkan termasuk program lain yang nanti kita siapkan untuk menanggulangi sampah plastik," tukasnya.
Lebih lanjut Sutiaji menekankan, pemerintah daerah yang optimal menanggulangi sampah plastik akan diberi dana insentif sebagai bagian dari optimalisasi hal tersebut.
"Ini menjadi semangat bersama bagaimana ke depan kita akan betul betul maksimal dalam menanggulangi sampah plastik yang ada di Kota Malang," tukasnya.
Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, juga mengatakan, Pemerintah Pusat akan menggulirkan dana insentif bagi pemerintah daerah yang mampu mengurangi sampah plastik.
Karena selama ini anggaran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk penanggulangan masalah plastik tidak cukup besar, sehingga perlu dukungan insentif lainnya dalam upaya mengoptimalisasi penanggulangan sampah plastik.
Sementara, Menteri Luhut dalam pengantarnya menegaskan, sampah sebagai permasalahan bersama yang perlu mendapat penanganan serius dari pemerintah pusat maupun daerah melalui sejumlah aksi dan program.
Kata Luhut, harus ada program yang serius khususnya dari pemerintah daerah untuk menangani masalah sampah. Pasalnya, di berbagai kota atau kabupaten di daerah pesisir, kesadaran penanggulangan sampah masih rendah, bahkan di bawah 30 persen.
"Kita harus mulai mengurangi sampah dari darat sehingga tidak masuk ke laut dan begitu juga sebaliknya. Pemerintah pusat ada program penanggulangan sampah termasuk mengurangi penggunaan sampah plastik," kata Luhut.
Luhur berpesan agar maksimal dalam menangani sampah, sehingga permasalahan dapat ditangani.
"Kami harap masalah sampah ini bisa masuk ke dunia pendidikan. Artinya perlu ada pendidikan kepada anak-anak kita sejak dini agar tidak membuang sampah sembarangan," ungkapnya.