Seorang ibu beserta anaknya menjadi korban dalam kebakaran pabrik kripik tempe di Kota Malang, Jawa Timur.
Merdeka.com, Malang - Seorang ibu beserta anaknya menjadi korban dalam kebakaran pabrik kripik tempe di Kota Malang, Jawa Timur. Korban atas nama Anifatul Jahrah atau Ani dan ibunya yakni Sarmini.
"Sarmini itu adik saya. Dia bersama anaknya, Ani bekerja di situ," kata Paiah yang terus berlinang air mata di Kamar Mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Rabu (4/10).
Paiah menjelaskan, Sarmini bersama Ani bertugas menggoreng kripik tempe di pabrik itu. Ani sudah menikah dengan warga Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Sementara Sarmini tinggal tidak terlalu jauh dengan Paiah di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Sebuah pabrik kripik tempe di Jalan Raya Candi V Nomor 247 RT 05 RW 05 Kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang ludes terbakar. Akibat kejadian tersebut lima orang meninggal dunia. Kebakaran terjadi sekitar pukul 14.30 WIB, di mana sekitar pukul 13.30 WIB sempat terjadi ledakan. Kebakaran diduga akibat tumpahan minyak tiner yang menyambar penggorengan.
Jumlah korban sebanyak 7 orang, 5 korban meninggal dunia dan 2 berhasil menyelamatkan diri. Keseluruhan korban adalah karyawan pabrik tersebut.
Korban meninggal dunia atas nama Anifatul Jahrah atau Ani warga Desa Petungsewu, Sarmini warga Kucur, Suwarno alias Ableh warga Karang Besuki, Ningsih warga Klaseman, dan Sri Ismawati (Iis) warga Petungsewu. Sedangkan korban selamat atas nama Taufik dan Yudi.
Sementara korban meninggal atas nama Ningsih adalah istri dari Taufik, korban yang berhasil lolos dari amukan api. Taufik terlihat syok melihat kondisi istrinya, dan berusaha ditenangkan keluarga yang lain. "Ningsih itu istri dari Taufik," kata Supriati, bibi dari Taufik yang menunggu di RSSA.
Sementara itu, keluarga korban terus berdatangan ke rumah sakit untuk membantu proses identifikasi korban. Korban dalam kondisi hangus yang sulit untuk dikenali. Tangis pecah setiap keluarga korban datang dan diberi kesempatan melihat jasad korban. Tampak salah satu keluarga korban terkulai lemas dan harus dipapah. Hingga saat ini jenazah masih di rumah sakit. Jenazah akan diserahkan setelah dilakukan identifikasi.
"Sekarang kita fokus identifikasi, setelah itu jenazah akan diserahkan kepada keluarga. Jangan sampai salah jenasah yang kita serahkan," kata Kapolres Malang Kota AKBP Hoiruddin Hasibuan saat menjenguk korban di RSSA Malang.