6 Orang dimintai keterangan terkait 7 warga ditemukan tewas di Balai Desa Ngadas. Mereka berstatus sebagai saksi yang mengetahui peristiwa itu.
Merdeka.com, Malang - Enam orang dimintai keterangan terkait tujuh warga ditemukan tewas di Balai Desa Ngadas, kecamatan Poncokusumo, kabupaten Malang. Mereka berstatus sebagai saksi yang mengetahui peristiwa maut tersebut.
"Sementara kita periksa 6 saksi, dari kepala desa dan perangkatnya, serta orang-orang yang mengetahui kejadian pertama kali," kata Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung, di Mapolres Malang, Jalan Ahmad Yani Kepanjen, Sabtu (30/9).
Yade mengatakan, pemeriksaan akan terus berlangsung tetapi hingga saat ini belum menemukan adanya unsur kelalaian. Tujuh orang tewas akibat menghirup karbon monoksida itu dianggap sebagai kecelakaan.
"Sementara kita tidak melihat adanya kelalaian, itu kecelakaan lah. Kalau kelalaian orang, belum kita temukan. Tetapi pemeriksaan masih kita teruskan," katanya.
Tujuh orang pekerja renovasi Balai Desa ditemukan tewas di posisi awal masing-masing tertidur di kursi. Ketujuh orang tersebut adalah Hasrul Prio Purnomo (29) warga Lamongan, Ahmad Syaifudin (38) warga Malang, Muhummad Yusuf (21) warga Malang, Nur Rokhim (33) warga Malang, Jumadi (34) warga Malang, Imam Safii (19) warga Malang dan Irawan (35) warga Malang.
Sebelum tidur, mereka menghidupkan genset yang berfungsi sebagai catatan data penguat signal sebuah operator selular. Diduga asap genset tidak bisa keluar dari ruangan akibat jendela dan pintu ditutup rapat.
"Itu (kelalaian genset hidup di ruang tertutup) nanti kita lihat berdasarkan pemeriksaan. Kondisi seperti itu menurut Kepala Desa seharusnya tidak terjadi kalau pintu atau cedera terbuka sehingga asap tidak berkumpul di ruangan," terangnya.
Perangkat desa dan warga yang semula rapat sudah pulang semua, sebelum kemudian pintu tertutup. Kemudian saat dicek pagi, sekitar 06.30 WIB sudah ditemukan tujuh orang tersebut meninggal dunia.
Kepala Desa sendiri sebelumnya sudah mengingatkan agar pintu dan jendela tidak ditutup. Tetapi kemungkinan karena kawasan kaki Gunung Bromo yang dingin membuat mereka menutupnya rapat-rapat.
"Tolong nanti kalau genset dihidupkan, jendela atau pintu dibuka, jangan ditutup semua. Hasil olah TKP menemukan semua pintu ditutup. Sehingga asap itu berkumpul dalam ruang itu, semua korban dalam posisi tertidur. Itu yang mengakibatkan korban meninggal dunia, " jelasnya.
Yade mengaku sedang melakukan pemeriksaan darah para korban ke laboratorium forensik. Sekitar dua hari hasilnya akan keluar dan menjadi second opinion.
Pihaknya juga tidak menuturkan kemungkinan adanya tersangka dalam kasus tersebut, tetapi tentunya berdasarkan fakta hasil penyelidikan. Hingga saat ini pun belum ada status tersangka dalam pemeriksaan tersebut.
"Segala kemungkinan ada, tetapi sampai saat ini masih belum. Tetap kita lakukan pemeriksaan," tegasnya.