Jenazah tujuh korban asap genset di kabupaten Malang, jalani autopsi di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang untuk mencari penyebab kematian.
Merdeka.com, Malang - Jenazah tujuh korban asap genset di kabupaten Malang, menjalani autopsi di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang. Autopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian para korban.
Sekitar pukul 14.00 WIB, satu per satu dari tujuh ambulance memasuki Unit Forensik RSSA. Tujuh korban tersebut terbungkus dalam kantong-kantong jenazah.
Suasana duka mengiringi hiruk-pikuk kedatangan jenazah. Para anggota keluarga korban berdatangan, dengan disertai isak tangis dan air mata.
"Keponakan saya, baru dua minggu menjadi kuli bangunan. Setiap harinya buruh tani," kata Supriono, paman korban Jumadi di RSSA, Jumat (29/9).
Korban Jumadi (34) adalah warga RT 02 RW 02 desa Gedog Wetan, kecamatan Turen, kabupaten Malang. Korban diajak oleh kerabatnya untuk membantu merenovasi Balai Desa Ngadas, kecamatan Poncokusumo, kabupaten Malang.
Supriono mewakili keluarga korban datang ke rumah sakit setelah mendapat kabar sekitar pukul 11.00 WIB. Ia didampingi oleh perangkat desa setempat.
"Korban seminggu sekali pulang ke Turen," katanya.
Satu per satu diserahkan kepada keluarga usai autopsi di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang. Jenazah langsung diantarkan ke rumah keluarga masing-masing untuk dimakamkan.
Polres Malang masih menunggu hasil laboratorium forensik untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian ketujuh korban. Dugaan sementara akibat menghirup gas karbon monoksida yang bersumber dari genset.
"Hasil labfor biasanya membutuhkan satu sampai dua hari. Petugas sudah mengambil sample darah untuk pemeriksaan," kata AKBP Yade Setiawan Ujung, Kapolres Malang.
Korban ditemukan sudah dalam posisi meninggal dunia di posisi tidur masing-masing. Saat ditemukan kondisi beberapa jenazah dengan mulut berbusa.
"Ada korban yang dari mulutnya kondisi berbusa," tegasnya.
Sementara Kabag Ops Polres Malang saat di RSSA mengatakan, tidak ditemukan luka bekas kekerasan pada para jenazah. Korban diduga sengaja menutup pintu Balai Desa karena udaranya yang sangat dingin.
"Mungkin mereka menutup jendela dan pintu sebelum tertidur lelap agar tidak kedinginan," pungkasnya.
Untuk diketahui, desa Ngadas berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Warga Ngadas merupakan keturunan suku Tengger yang tinggal di wilayah kabupaten Malang.