1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Cegah penyebaran difteri, Kemenkes imbau masyarakat beri imunisasi pada anak

Kementrian Kesehatan menganjurkan masyarakat untuk memeriksa apakah status imunisasinya sudah lengkap sesuai jadwal.

©2017 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Senin, 11 Desember 2017 15:44

Merdeka.com, Malang - Serangan wabah Difteri tengah mengancam sejumlah wilayah Indonesia. Dilansir dari Merdeka.com, penyakit ini sendiri disebut disebabkan oleh kuman 'Corynebacterium diptheriae' yang menyerang hidung, tenggorokan bahkan kulit.

Penyakit ini sendiri memiliki gejala berupa demam yang tidak begitu tinggi atau sekitar 38 derajat celcius, munculnya selaput di tenggorokan kadang-kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening leher dan pembengkakan jaringan lunak leher yang disebut bullneck. Pada beberapa kasus, difteri disertai sesak napas dan suara mengorok.

Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan mencatat ada 95 kabupaten-kota dari 20 provinsi melaporkan kasus difteri hingga November 2017. Sementara pada kurun waktu Oktober-November 2017 ada 11 provinsi yang melaporkan terjadinya Kejadian Luar Biasa Difteri di wilayah kabupaten-kota, yaitu Sumatera Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan, kasus penyakit difteri yang terjadi di 20 provinsi di Indonesia bisa dicegah dengan imunisasi. Oscar menganjurkan masyarakat untuk memeriksa status imunisasi putra-putrinya untuk mengetahui apakah status imunisasinya sudah lengkap sesuai jadwal.

"Jika belum lengkap, agar dilengkapi," jelas Oscar.

Terkait hal ini, Oscar juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat termasuk memakai masker apabila sedang batuk dan segera berobat ke pelayanan kesehatan terdekat jika anggota keluarganya ada yang mengalami demam disertai nyeri ketika menelan. Dia menekankan masyarakat perlu waspada terutama jika didapatkan selaput putih keabuan di tenggorokan.

"Masyarakat perlu mendukung dan bersikap kooperatif jika di tempat tinggalnya diadakan ORI (Outbreak Response Immunization) oleh Dinas Kesehatan kabupaten-kota setempat," kata Oscar.

Jumlah penderita difteri di Jawa Timur juga tergolong masih tinggi. Berdasar data dari dinas kesehatan, terdapat 318 kasus dengan 12 pasien meninggal di tahun 2017. Angka ini sedikit menurun dibanding 2016, yang jumlahnya mencapai 352 kasus dengan tujuh orang meninggal dunia.

Hingga bulan Desember ini, jumlah pasien difteri yang ditangani RSUD dr Soetomo Surabaya mencapai 61 orang. Jumlah pasien ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu yang mencapai 65 pasien.

Walau begitu, pihak RSU dr Soetomo tetap mempersiapkan ruang khusus sebagai upaya antisipasi membludaknya pasien difteri.

"Kita sudah siapkan ruangan khusus untuk penyakit menular seperti ini," kata Wadir Penunjang Layanan Medik RSU dr Soetomo, dr Hendrian D Soebagio.

Terdapat enam kamar isolasi yang disiapkan dan dilengkapi respirator, serta obat-obatan. Kamar khusus ini merupakan ruangan yang sebelumnya digunakan untuk menangani pasien suspek flu burung, flu babi, dan penderita penyakit menular lainnya.

Selain kamar khusus, RSU dr Soetomo juga menyiapkan ahli khusus pula. Saat merawat pasien, para dokter dan perawat juga memakai pakaian khusus yang bila selesai dipakai, pakaian itu harus dibakar.

"Kita juga punya ahli khusus, sehingga pasien dapat mendapatkan penanganan memadai," ungkapnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA