Dapat sertifikat uji zuriat, BBIB Singosari diharapkan turut serta dalam pengembangan wisata edukasi di Kabupaten Malang.
Merdeka.com, Malang - Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari mendapatkan sertifikat hasil zuriat sapi perah nasional dari Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sabtu (9/12). Pencapaian ini diharapkan mampu membangkitkan optimisme pemerintah dan masyarakat meningkatkan produksi sapi pejantan unggul, sehingga menghasilkan kualitas susu yang prima. Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang berharap BBIB dapat ambil bagian dalam pengembangan wisata edukasi di wilayah itu.
"Dengan prestasi dan kualitas sapi perah seperti ini, besar optimisme pemerintah dan masyarakat akan bertambahnya produksi sapi pejantan yang menghasilkan kualitas susu yang prima," ujar Wakil Bupati Malang, Sanusi, Sabtu (9/12).
Selain memproduksi sapi pejantan unggul di dalam negeri, sertifikat uji zuriat juga untuk mengurangi ketergantungan impor susu yang terbilang besar. Uji zuriat memerlukan waktu sekitar tujuh tahun masa pengamatan dan penelitian. Sehingga saat ini, kenaikan produk susu mengalami kenaikan sebesar 15 persen. Yakni, hasil perah susu dari 10,8 liter per hari menjadi 12,08 liter per hari dari tiap ekor sapi.
" Sertifikat ini tentunya bukan upaya formal tetapi sudah mengalami pembuktian dan menunjukkan kenaikan produksi susu pasca di teliti oleh uji zuriat," imbuhnya.
Terkait upaya kesehatan hewan, Sanusi berharap BBIB Singosari turut serta dalam peningkatan program pariwisata melalui sektor susu dan peternakan.
Menanggapi hal itu, Kepala BBIB Singosari, Enni Herwijayanti mengatakan, lembaga maupun anak sekolah bisa menikmati wisata pertanian dan peternakan di BBIB sejak 2016 lalu. Bahkan, pihak BBIB Singosari pun menyiapkan pemandu khusus untuk wisatawan.
"Cukup mengirim email kepada kami, maka akan kami jadwalkan kunjungannya dan kami sediakan kereta khusus untuk mengelilingi lahan ternak. Sekaligus, akan kami kenalkan aneka jenis sapi juga pengelolaan bibit unggul yang sudah kami ekspor ke beberapa negara," jelasnya.
Wisata edukasi itu dibuka, imbuh Enni, agar wisatawan bisa mengenal dan lebih tertarik pada dunia ternak sapi. Selain itu, juga sebagai stimulan agar wisatawan yang berkunjung gemar mengonsumsi susu sapi.