Berdasar dari relief yang terdapat di Candi Jago Tumpang, kota Malang kini memiliki alat musik dawai yang khas dari kota ini.
Merdeka.com, Malang - Walaupun merupakan tuan rumah dari Festival Dawai Nusantara, namun pada awalnya Malang tidak memiliki entitas alat musik dawai sendiri. Sejak masa lalu wilayah Malang memang tidak memiliki alat musik yang dapat disebut khas atau identik dengan daerah ini.
Namun pada gelaran Festival Dawai Nusantara #3 ini, Malang akhirnya memiliki sendiri alat musik dawainya. Adanya entitas dawai khas Malang ini diungkapkan oleh Redy Eko Prastyo, inisiator dari Festival Dawai Nusantara.
Dia menceritakan bahwa pada awalnya, Malang memang tidak memiliki entitas alat musik dawai ketika dia pertama menggagas acara ini. Namun menjelang pelaksanaan Festival Dawai Nusantara II tahun lalu, diketahui bahwa Malang sebenarnya memiliki alat musik dawai sendiri seperti yang ditampilkan pada relief Candi Jago di Tumpang.
Dawai Malangan ini akhirnya dapat terwujud dalam bentuk alat musik pada gelaran Festival Dawai Nusantara #3 ini.
"Awalnya Malang belum punya entitas dawai, hingga akhirnya ditemukan oleh arkeolog bahwa di Malang ada entitas dawai di relief candi Jajaghu (Jago)," jelas Redy.
Arkeolog yang berjasa menemukan alat musik dawai pada relief Candi Jago ini adalah M. Dwi Cahyono yang berasal dari Universitas Negeri Malang. Sedangkan untuk pembuatan alat musik dawai ini sendiri dilakukan oleh M. Faizal dari Darieos Indonesia.
Pada pembukaan Festival Dawai Nusantara #3 ini, Redy merilis Dawai Malangan yang berasal dari relief Candi Jago ini bersama Wali Kota Malang, H. Muhammad Anton. Alat musik ini terlihat cukup menarik dengan hadirnya Garuda Pancasila pada bagian atasnya.
Redy mengungkapkan bahwa dia memiliki harapan bahwa alat musik dawai yang dibuatnya ini tidak hanya menjadi sebatas alat musik.
"Saya berharap, Dawai Malangan bisa sebagai asset destinasi yang berbasis kreatif," tandasnya.