"Saya menerima sanksi tersebut," ujar Yuli, kala ditemui di kediamannya kawasan Sumpil, Kota Malang.
Merdeka.com, Malang - Dirijen Aremania Yuli Sumpil mengomentari sanksi hukum dari Komisi Disiplin PSSI yang melarangnya untuk hadir di stadion seluruh Indonesia. Dilansir dari Bola.net, Yuli mengaku legawa dalam menerima sanksi yang harus dijalaninya tersebut.
"Saya menerima sanksi tersebut," ujar Yuli, kala ditemui di kediamannya kawasan Sumpil, Kota Malang.
"Bagi saya, ini adalah konsekuensi dari apa yang telah saya lakukan," sambungnya.
Menurut pria bernama asli Yuli Sugianto ini, yang membuatnya merasa berat adalah sanksi bagi Arema. Ia mengaku tak rela klub kesayangannya tersebut dihukum tanpa suporter sampai berakhirnya musim 2018 ini.
"Kalau hanya saya yang kena sanksi, saya terima. Namun, ini sanksinya pada ribuan Aremania lain yang tidak tahu apa-apa," tuturnya.
"Pada tim juga. Saya kasihan sekali pada mereka. Padahal, pertandingan tak sampai terhenti," pria kelahiran 14 Juli 1976 ini menambahkan.
Sebelumnya, Yuli -bersama salah seorang Aremania lain, Fandy- disanksi tak boleh masuk ke stadion di seluruh wilayah Republik Indonesia. Mereka berdua dianggap telah melakukan provokasi dan intimidasi terhadap pemain lawan pada laga kontra Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (06/10) lalu.
Selain dua orang ini, Komisi Disiplin PSSI juga menghukum Arema. Klub berlogo singa mengepal ini harus mengosongkan kandang mereka sampai akhir musim ini dan tidak boleh sekali pun bermain didampingi suporter mereka, Aremania. Selain itu, mereka juga harus membayar denda sebesar Rp. 100 juta.
Lebih lanjut, Yuli mengaku saat ini belum berpikir untuk melakukan banding atas hukumannya. Ia mengaku lebih memikirkan sanksi yang diterima Arema.
"Saya belum berpikir masalah banding. Kasihan Arema harus mendapat hukuman yang menurut saya tidak semestinya," tandasnya.