1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Wali Kota Malang minta pencarian pemulung tertimbun sampah dilanjutkan

Wali Kota Malang (Plt) Sutiaji meminta pencarian pemulung yang diduga tertimbun sampah di TPA Supit Urang dilanjutkan.

©2018 Merdeka.com Editor : Rizky Wahyu Permana | Contributor : Darmadi Sasongko | Kamis, 12 Juli 2018 12:18
Wali Kota Malang (Plt) Sutiaji meminta pencarian pemulung yang diduga tertimbun sampah di TPA Supit Urang dilanjutkan. Pihaknya meminta terus dilakukan upaya pencarian semaksimal mungkin sampai diperoleh kepastian tentang korban. 
 
"Ini terus kita lakukan sampai ada kepastian, nanti dari teman-teman BPBD, kepolisian. Sepanjang itu masih bisa dilakukan, usaha kita akan tetap dilakukan," kata Sutiaji kepada wartawan Rabu (11/7). 
 
Dua orang pemulung yang sedang beraktivitas menjadi korban longsor di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Supit Urang Kota Malang, Rabu (11/7). Korban atas nama Miskan (45) warga Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang dan Agus Sujarno (45) warga Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. 
 
Miskan berhasil menyelamatkan diri dalam kejadian tersebut, sedangkan Agus masih dalam upaya pencarian oleh Tim Search and Rescue (SAR). Agus diduga terlambat menyelamatkan diri saat longsor. 
 
"Nanti sambil kita tahu validasi dan kita verifikasi kebenarannya, mudah-mudahan nanti segera bisa teratasi," tegasnya. 
 
Kata Sutiaji,  keduanya menggali sampah dan tertimbun saat terjadi longsor,  sehingga titik lokasi berada bawah sampah yang menggunung. Rencana akan didatangkan alat berat, tetapi titik lokasi dan medannya yang labil sulit untuk dijangkau. 
 
"Kita akan terus menyisir mulai dari atas sampai ke bawah. Kita akan mencari jalan pintu masuknya. Jadi segala upaya akan kita lakukan," katanya. 
 
Laporan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kata Sutiaji, lahan TPA Supit Urang tergolong rawan longsor. Setiap hari 500 ton sampah dengan 150 truk terus menumpuk. Sehingga nantinya akan dipasang papan peringatan agar para pemulung tidak mendekati daerah tertentu. 
 
"Mungkin nanti ke depan di sini akan dikasih tanda-tanda khusus seperti papan tulisan rawan. Yang nanti sekiranya pemulung tidak mendekat karena zona rawan," katanya. 
 
Dalam kasus tersebut, sesama pemulung sempat melarang korban mendekati lokasi. Tetapi karena sampah tersebut dinilai berharga jual tinggi, walaupun sudah dilarang tetap ingin menjangkaunya.
 
"Ini juga ada pembelajaran bagi Pemkot dan Pemulung supaya (tidak) hanya karena sesuatu dia mengesampingkan keselamatannya," katanya.
(RWP) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Peristiwa
  2. Sutiaji
  3. Kota Malang
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA