Temuan lain yang menjadi sorotan pada pemeriksaan kali ini adalah penurunan jumlah lokasi penjualan hewan kurban.
Merdeka.com, Malang - Pemerintah Kota Malang melakukan pemeriksaan kesehatan pada hewan kurban untuk Idul Adha 2018 ini. Dilansir dari Liputan6.com, dari hasil pemeriksaan itu diketahui tak ditemukan penyakit yang berpotensi menular pada manusia. Temuan lain yang menjadi sorotan pada pemeriksaan kali ini adalah penurunan jumlah lokasi penjualan hewan kurban.
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Kota Malang mendata ada 115 lokasi penjualan hewan kurban tahun ini. Dengan jumlah hewan yang diperiksa sebanyak 237 ekor sapi, 3.953 ekor kambing, dan 161 ekor domba.
"Ada penurunan jumlah lokasi penjualan, sekitar 10-15 persen dibanding tahun lalu. Karena kurangnya lahan kosong di beberapa tempat," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Disperta KP Kota Malang, Anton Pramujiono, Senin, 20 Agustus 2018.
Di Jalan Sulfat misalnya, biasanya jadi titik ramai penjualan hewan kurban. Kini, tak ada yang berjualan kambing maupun sapi kurban. Lahan kosong yang makin terbatas itu diperkirakan membuat harga sewa untuk lokasi berjualan makin mahal.
Minat kurban kambing dan domba sendiri cenderung turun, lantaran banyak yang beralih patungan kurban sapi. Harga seekor kambing mulai Rp 2 juta hingga 4,5 juta, sedangkan sapi Rp 16 juta–Rp 25 juta per ekor. Patungan kurban sapi cukup merogoh Rp 2 juta ke panitia kurban.
"Kambing sudah sepi, harganya setara nilai patungan sapi. Banyak yang pilih kurban sapi sekarang ini,” kata Pujiono, pedagang hewan kurban di Jalan Gadang Kota Malang.
Pada Idul Adha 2018 ini Pujiono bersama rekan-rekannya menjual 28 ekor sapi dan 40 ekor kambing. Padahal, tahun lalu hanya 17 ekor sapi dan sebanyak 90 ekor kambing. Sedangkan, sewa lokasi untuk berjualan sebesar Rp 4 juta selama 15 hari.
Pemerintah Kota Malang menggandeng perguruan tinggi untuk pemeriksaan postmortem hewan kurban. Sebanyak 500 mahasiswa calon dokter dan 25 dokter hewan dilibatkan memantau penyembelihan hewan kurban dan pemeriksaan daging pada Idul Adha 2018 ini.
"Seluruh calon dokter itu akan disebar ke seluruh wilayah ini. Membantu mengecek daging kurban," kata Anton.
Keterlibatan calon dokter hewan untuk pemeriksaan postmortem itu sudah berlangsung sejak tahun lalu. Sebab, jika mengandalkan tenaga dari pemerintah kota, jumlahnya sangat terbatas. Dengan demikian, pemantauan bisa lebih berjalan maksimal.
Mereka akan memastikan daging hewan kurban tak mengandung cacing pita yang berbahaya jika dikonsumsi. Saat pemeriksaan daging kurban pada Idul Adha tahun lalu, tak ditemukan kasus daging berbahaya untuk dikonsumsi.
"Mereka akan membantu memastikan daging kurban aman dikonsumsi oleh masyarakat," tutur Anton.