Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin meminta para ulama dan kiai di Malang ikut menciptakan kondisi aman setelah aksi di Surabaya.
Merdeka.com, Malang - Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin meminta para ulama dan kiai di Malang ikut menciptakan kondisi aman setelah aksi bom bunuh diri di Surabaya. Apalagi sejumlah terduga teroris juga ikut diamankan dari Malang dan sekitarnya.
"Saya mohon para ulama dan kiai bisa ikut menenangkan Malang. Dari Malang sendiri yang ditangkap sudah lumayan, ada 5 orang. Satu orang meregang nyawa di Sidoarjo," kata Irjen Machfud Arifin di Mapolres Malang, Selasa (22/5) malam.
Kapolda juga meminta bantuan para ulama dan kiai ikut mengawasi para 'alumni' atau kombatan yang baru pulang dari Suriah. Dikhawatirkan, mereka yang terpapar ideologi ISIS akan menyebarkannya ke Indonesia dan melakukan aksi-aksi yang merugikan.
"Banyak juga warga Jawa Timur pulang dari Suriah, yang mungkin pemahaman di sana ingin bekerja atau ingin berjuang di Suriah. Kalau misalnya, pulang ke Indonesia, ke Jawa Timur tolong dimonitor, tolong diawasi," jelasnya.
Kapolda juga meminta jajaran di bawahnya, juga turut memantau jaringan para nara pidana teroris. Kendati di dalam penjara, namun jangan lengah untuk terus melakukan pemantauan.
"Di Jawa Timur juga banyak tahanan, teroris napiter yang ada di wilayah Jawa Timur. Ini yang perlu dipantau perlu dilihat. Kapolres harus melihat, siapa yang sering bezuk, yang sering berkomunikasi yang tidak ada hubungan keluarga. Ini awal dari pada bibit-bibit melakukan kegiatan amalnya (pengeboman)," katanya.
Kata Machfud, rasanya sesuatu yang tidak masuk akal, orang tua mengajak anak dan istrinya untuk masuk surga dengan cara melakukan aksi bom bunuh diri. Namun kenyataannya yang seperti itu terjadi dalam aksi bom bunuh diri di Surabaya, serta aksi-aksi lain yang sudah direncanakan dan digagalkan oleh Densus 88 AT.
"Ini kan tidak pas. Yang mati di situ bukan hanya orang-orang non muslim, yang muslim juga ada. Bukan sekadar non muslim, yang jaga parkir, yang satpam juga jadi korban," jelasnya.
Kapolda juga berharap para ulama dan masyarakat bisa mendeteksi sejak dini adanya bibit-bibit radikalisme. Sehingga dapat dilakukan pencegahannya secara dini dengan bersama-sama komponen yang lain.
"(Deteksinya) Diawali dari sikap intoleransi, yang tidak menerima paham-paham yang lain. Satu Islam pun bisa dia tidak diterima, satu agama, sama-sama Islam pun tidak diterima, apalagi yang lain. Paham bahwa dia melakukan bom bunuh diri bisa masuk surga. Ini harus dilawan bersama-sama," jelasnya.
Machfud menggelar Safari Ramadan di Polres Malang dengan dihadiri oleh jajaran eks Polwil Malang, yang meliputi Polres Malang, Malang Kota, Batu, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan dan Pasuruan Kota. Selain itu, Machfud juga meresmikan sejumlah program Polres Malang diikuti salat tarawih.