1. MALANG
  2. KABAR MALANG

31 Terduga teroris di Jatim berhasil ditangkap

Hingga saat ini, kata Machfud Arifin sebanyak 31 orang sudah ditangkap di Jawa Timur dan 4 orang di antaranya meninggal dunia.

©2018 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Rabu, 23 Mei 2018 19:22

Merdeka.com, Malang - Kondisi Jawa Timur sudah kembali normal usai peristiwa bom bunuh diri. Aktivitas masyarakat di tempat-tempat umum sudah kembali seperti semula. Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin mengatakan, semua titik lokasi terus disisir oleh Tim Densus 88 Antiteror. Hingga saat ini tim penindakan di lapangan masih terus bekerja sampai benar-benar tuntas.

"Semuanya (terduga teroris) saya rasa tidak nyaman, dikejar-kejar terus, sudah tidak nyaman. Ada indikasi kuat, kelompok-kelompok itu kita kejar," kata Machfud Arifin di Mapolres Malang, Selasa (22/5) malam.

Hingga saat ini, kata Machfud, sebanyak 31 orang sudah ditangkap di Jawa Timur dan 4 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut kemungkinan akan terus berkembang, kendati dirinya sangat tidak berharap.

"Saya berharapnya tidak banyak yang ditangkap, tapi betul-betul itu (jaringannya) tidak ada lagi," tegasnya.

Machfud mengingatkan bahaya dari terorisme dan radikalisme. Aksi bom bunuh diri tersebut telah menelan banyak jiwa meninggal dunia. Catatan polisi, korban dari masyarakat sebanyak 14 orang meninggal dunia, sedangkan di pihak terduga teroris sebanyak 13 orang tewas.

"Kita doakan, yang masih sakit sakit tinggal sekitar 20 orang. Mudah-mudahan cepat dipulihkan, segera sembuh dan dipulangkan ke rumah masing-masing," tegasnya.

Machfud juga menceritakan tentang salah satu anggota kepolisian yang mengalami luka parah akibat ledakan di Gereja Santa Maria Tidak Bercela di Ngagel. Korban saat ini harus kehilangan mata kirinya, sementara mata kanannya belum berfungsi dengan baik.

"Mudah-mudahan segera disembuhkan, matanya bisa melihat kembali dan dapat bertugas kembali," doanya.

Macfud juga sempat meminta kepada Bupati Malang agar menyediakan CCTV di titik-titik yang dinilai penting. Karena CCTV sangat membantu mengungkap kejadian, termasuk kasus ledakan bom Surabaya.

"Seperti kejadian yang terjadi di Polrestabes Surabaya berbeda dengan yang pernah terjadi di Solo. Solo hanya ada foto saja, nggak tahu proses masuknya (pelaku). Pada saat kejadian di Polrestabes, terlihat proses masuk pintu gerbang, distop oleh anggota, ditanya, belum jawab sudah terjadi ledakan. Itu peranan CCTV," terangnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Kabupaten Malang
  2. Terorisme
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA