1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Fashion on the street batik Malangan digelar bareng deklarasi antikekerasan

Peragaan busana bertajuk 'fashion on the street' ini digelar dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional.

Perayaan Hari Batik Nasional di Kota Malang. ©2017 Merdeka.com Editor : Siti Rutmawati | Contributor : Darmadi Sasongko | Senin, 02 Oktober 2017 18:43

Merdeka.com, Malang - Peragaan busana batik Tjelaket Malangan digelar dalam rangka merayakan peringatan Hari Batik Nasional. Para model berlenggak-lenggok di Halaman Balai Kota Malang dalam even bertajuk 'Fashion on The Street'.

Puluhan model dengan mengenakan koleksi batik Tjelaket Malangan memamerkan karya-karya para desainer lokal. Alunan musik gamelan bertalu-talu mengiringi satu per satu langkah para model seksi tersebut.

Peringatan Hari Batik Nasional juga diisi pembacaan deklarasi antikekerasan diikuti ratusan elemen massa perwakilan sejumlah organisasi massa. Peserta yang hadir turut membacakan deklarasi Batik World Tolerance yang dipimpin oleh Anggota DPR Rieke Dyah Pitaloka.

Perayaan Hari Batik Nasional di Kota Malang
© 2017 merdeka.com/Darmadi Sasongko

Hanan Djalil, pencetus kegiatan sekaligus Owner Batik Tjelaket Malang mengatakan, batik tidak sekadar model atau motif pakaian. Motif batik memiliki makna dan filosofi perdamaian dari setiap warna yang ditorehkan.

"Sejatinya filosofi dan makna batik toleran mengandung arti perdamaian dari setiap motif yang ditorehkan. Apapun yang ditorehkan pada selembar kain pada akhirnya sebuah harmoni dan keindahan. Itu alasan kenapa memilih batik untuk toleransi antar bangsa," kata Hanan Djali di Halaman Balai Kota Malang, Senin (2/10).

Hanan menurunkan 20 koleksi dengan motif di antaranya singa, topeng, bunga dan teratai. Sementara Batik Tjelaket Malangan sendiri memiliki ribuan desain dan motif.

Ciri batik Tjelaket terletak di warna yang selalu tabrakan, tetapi menghasilkan harmoni. Jumlah perajin batik Tjelaket sendiri tidak lebih dari 10 orang, yang kembang kempis.

Kata Hanan, penandatanganan toleransi antarbangsa diharapkan menjadi momentum setiap 2 Oktober agar masyarakat dunia menandai toleransi dengan mengenakan batik.

"Kita menunjukkan bahwa kita Indonesia, meski mengadopsi fashion dari luar negeri tetapi kita tunjukkan kita Indonesia. Kita menggunakan produk Indonesia," katanya.

Sementara itu, Rieke Diah Pitaloka ditunjuk sebagai pemimpin pembacaan deklarasi antikekerasan. Pembacaan deklarasi berlangsung di Halaman Balai Kota Malang, dengan diikuti ratusan masyarakat dan mahasiswa yang mengenakan busana batik.

Perayaan Hari Batik Nasional di Kota Malang
© 2017 merdeka.com/Darmadi Sasongko

Isi deklarasi tersebut di antaranya mengajak masyarakat berjuang menjaga keberagaman bangsa-bangsa dunia, menolak kekerasan stigmatisasi dan penyebaran kebencian.

Deklarasi juga berisi himbauan penyelesaian konflik secara damai, berkemanusiaan, adil dan beradab serta membantu setiap tragedi kemanusiaan.

Selama proses fashion show ditampilkan perpaduan antara musik Gandrung Banyuwangi dengan lengak-lengok para model.

PILIHAN EDITOR

(SR) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Event
  2. Info Kota
  3. Pertunjukkan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA