1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Dikira tadarus di masjid, ZA ternyata gantung diri di rumah

Keluarga mengira ZA sedang tadarus di masjid dekat rumahnya namun malah mendapati tubuhnya menggantung di tangga.

©2018 Merdeka.com Editor : Rizky Wahyu Permana | Contributor : Darmadi Sasongko | Jum'at, 08 Juni 2018 00:47

Merdeka.com, Malang - Keluarga mengira ZA (52) warga Kota Malang sedang mengikuti tadarus Alquran di masjid dekat rumahnya. Namun ternyata tubuhnya ditemukan menggantung di tangga menuju lantai III rumahnya.

Istri dan anaknya, SA (48) dan MAR (28) baru mengetahui Rabu (6/6) sekitar pukul 20.15 WIB. Saat itu handphone milik korban yang berada tidak jauh dari posisi jasadnya berbunyi mendapat panggilan.

"Korban meninggal dunia dengan cara gantung diri dengan seutas tali tampar biru yang diikatkan di leher dengan posisi tali simpul," kata Kasubbag Humas Polres Malang Kota, Ipda Ni Made Seruni Marhaeni, Kamis (7/6).

Korban sempat berbuka puasa bersama MAR dan SA, sebelum kemudian melaksanakan salat magrib berjamaah di masjid. Namun saat salat isya dan tarawih, keduanya berangkat terpisah dan berbeda waktu. Anak dan ibu itu, mengira ayahnya akan segera menyusul ke masjid.

Saat pulang pun MAR paling dahulu, disusul SA. Namun begitu tiba di rumah, mereka hanya beraktivitas di ruang keluarga di lantai I. Keduanya mengira korban masih berada di masjid menjalankan tadarus, usai salat tarawih. MAR keluar mengantar istrinya berobat ke dokter.

Sekitar pukul 20.15 WIB, SA diberitahukan tetangganya kalau anaknya yang lain, MT mengaku kesulitan menelepon ZA, ayahnya. Tidak lama berselang, MT kembali menelepon ke nomor handphone korban.

Saat itulah handphone korban berbunyi di lantai II, sehingga SA langsung naik dan mendapati suaminya dalam posisi tergantung di tangga naik ke lantai III. Korban gantung diri menggunakan seutas tali tampar warna biru yang diikatkan di leher.

Spontan SA berteriak meminta tolong kepada warga sekitar rumahnya, sebelum kemudian dilaporkan kepada pihak Kepolisian.

Saat gantung diri, korban masih mengenakan songkok (kopyah) putih dan baju koko lengkap dengan sarung. Posisi kaki kanan lurus menyentuh lantai tangga, sementara kaki kiri agak menekuk.

"Tidak diketemukan bekas tanda-tanda kejahatan (penganiayaan) pada diri korban," tegas Marhaeni.

Korban, menurut keluarga sudah 2 bulan menderita sakit saraf di kaki. Sementara keterangan istrinya, sudah sekitar 5 hari korban kerap meminta istrinya untuk mengiklaskan. Tetapi saat itu tidak tahu maksud ucapan korban.

Warga sekitar juga mengenal korban sebagai pribadi yang baik. Semasa hidupnya juga tidak pernah memiliki masalah dengan warga yang lainnya. 

PILIHAN EDITOR

(RWP) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Peristiwa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA