Panglima Hadi Tjahjanto mengaku telah mengambil sejumlah langkah guna menciptakan suasana damai antara TNI dan Polri.
Merdeka.com, Malang - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto diminta para kiai untuk menjaga kerukunan dengan Polri. Saat pertemuan dengan alim ulama Se-Jawa Timur di Kabupaten Malang, seorang kiai asal Lamongan menanyakan tentang kisruh yang kerap terjadi antara TNI dan Polri.
Panglima Hadi mengaku telah mengambil sejumlah langkah guna menciptakan suasana damai antara TNI dan Polri. Salah satu langkah ditempuh adalah kerukunan di tingkat pemimpin TNI dan Polri.
"Untuk bisa mendamaikan, seperti yang saya lakukan. Jadi TNI-Polri yang penting atasannya rukun, terus bawahnya kita minta rukun. Rukunnya bukan hanya 'ayo rukuno, enggak'. Tetapi kita perhatikan apa yang jadi permasalahan mungkin kesejahteraan. Ini yang kita sudah mulai memajukan kesejahteraan. Kita targetkan," kata Hadi di Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang, Kabupaten Malang, Selasa (30/1).
Hadi menjelaskan, Indonesia memiliki nilai-nilai yang menjunjung kerukunan dan saling menghargai. Sebagai bangsa yang cinta damai dan menghargai segala perbedaan, tentu tidak selayaknya muncul pertengkaran di sana-sini.
"Kalau teritori itu tidak rukun, umek ae (gaduh), lupa kalau ada tugas. Mereka saling rukun, sekarang mereka ke mana-mana bersama. Tetap rukun ayem tentram. Dengan doa kiai dan ulama, aman tentram dan damai," katanya.
Dia menegaskan TNI dan Polri solid menjaga kerukunan dan kedamaian dalam mempertahankan NKRI. Justru kalau tidak rukun, pihak lain yang ingin memperkenalkan suasana akan diuntungkan.
"Kalau kerah (bertengkar), negara lain senang, ndang tawuro-ndang tawuro," tegasnya.
TNI mendukung suasana yang damai dan tentram sehingga rakyat Indonesia bisa nyaman bekerja dan beraktivitas. Masyarakat bisa tenang bekerja dan menyisihkan pendapatan demi masa depan.
Sementara, kiai Anwar Iskandar dalam pengantarnya mengatakan, pertemuan Kiai se-Jawa Timur tersebut dalam rangka memperbarui dan menguatkan komitmen untuk terus menjaga NKRI. Menurut dia, kewajiban umat menjaga negaranya, dan tanggung jawab itu sudah dilaksanakan para kiai sejak NKRI berdiri. Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 45 harus dijaga sampai kapan pun.
"Karena kelahiran negara tidak lepas dari peran ulama. (Semangat) Harus kita perbarui dan kita update agar TNI dan ulama terus terjaga selama-lamanya," katanya.
Para kiai mengajak untuk menjaga tali silaturahim, saling menguatkan antara kiai dan TNI. Kiai dan santri wajib membantu tentara agar menjadi tentara yang kuat dan profesional untuk masa depan Indonesia. Sebaliknya, TNI juga mempunyai kewajiban menjaga dan menguatkan pondok pesantren.
"Tentara menguatkan NU, karena dengan kuatnya dua kekuatan ini akan menuju pada kuatkan NKRI. Indonesia akan terganggu dan terancam, apabila tentara kita tidak kuat dan Islam moderat kita tidak kuat. TNI bagian tak terpisahkan dari perjuangan bangsa dan ulama," kata dia.