Ratusan takmir masjid di Kota Malang dan sekitarnya diminta mewaspadai pengaruh radikalisme dan terorisme
Merdeka.com, Malang - Ratusan takmir masjid di Kota Malang dan sekitarnya diminta mewaspadai pengaruh radikalisme dan terorisme. Para takmir juga diajak terlibat memerangi perkembangan dan pengaruh paham-paham radikalisme dan terorisme.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Hamli ME, mengatakan takmir masjid memiliki peran strategis dalam mencegah dan menangkal paham-paham tersebut. Caranya, menjaga manajemen pengelolaan masjid secara profesional.
"Mereka bisa memberikan informasi kepada masyarakat, memberikan pengajian-pengajian yang sifatnya positif. Meluruskan paham-paham yang keliru, yakni pemikiran kaum radikal," kata Hamli di Hotel Atria Gajayana Kota Malang, Kamis (30/11).
Hamli menambahkan, para takmir berperan menjaga masjidnya dan menunggui dengan baik. Sehingga tidak ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab menginfiltrasi, dan mengajarkan paham radikal.
"Mereka misalkan dalam penunjukan khatibnya dan memberikan pengajian, tentu takmir yang menentukan. Masjid yang tidak dijaga itu potensial, harus dijaga," tegasnya.
Sejauh ini, Kota Malang dalam kondisi aman, kendati beberapa pelaku terorisme berhasil diringkus dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun sejumlah masjid juga sempat diindikasikan menjadi tempat aktivitas berbau radikalisme.
"Kami hanya mengingatkan pada takmir ini menjaga masjidnya dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Kalau misalnya khatib yang mulai melenceng-melenceng ya silakan diingatkan," terangnya.
Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur menyelenggarakan Dialog Pelibatan Takmir Masjid dalam Pencegahan Terorisme. Kegiatan mengambil tagline Jaga Masjid Kita dari Pengaruh Radikalisme dan Terorisme.
Selain Direktur Pencegahan BNPT, hadir sebagai narasumber Kurnia Widodo (mantan anggota jaringan terorisme), Dr Soubar Isman (Ketua FKPT Jatim), dan H A Taufiq Kusuma (Ketua FKUB Malang).
Malang Raya (Kota/Kabupaten Malang dan Batu) menjadi prioritas bagi BNPT untuk menggelar acara tersebut. "Prioritas 6 Kota, termasuk Malang. Masuk prioritas ini Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalsel yang masjidnya dipakai (merakit bom)," katanya .
Imam Subaweh, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Malang mengatakan, bahwa sejak awal pihaknya telah mengeluarkan surat edaran intinya bahwa masjid tidak boleh untuk kegiatan radikalisme dan teroris.
"Kami Kabupaten Malang memiliki 2.325 masjid dan lebih ari 13.000 mushola. Sejak 2013 setelah terjadi acara baiat ISIS di Masjid Biru, Dau kami sampaikan, bahwa masjid tidak boleh digunakan untuk gerakan radikalisme dan teroris," terangnya.
Pihaknya juga melakukan koordinasi dengan sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) keagamaan guna memberi pemahaman bahwa Pancasila dan NKRI sudah final.
"Karena organisasi-organisasi jelas menolak (radikalisme). Masjid punya kewenangan untuk mengatur. Ini sangat manfaat dan sejalan bagi masjid," katanya.