Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo hadir sebagai pembicara dalam Dialog Proxy War Ketahanan Informasi Nasional di Malang, Jumat (24/11).
Merdeka.com, Malang - Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo hadir sebagai pembicara dalam Dialog Proxy War Ketahanan Informasi Nasional di Malang, Jumat (24/11). Jenderal Gatot hadir dengan pakaian dinas yang dilengkapi sorban warna hijau bermotif putih.
Tiba di Aula Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Gatot disambut ratusan mahasiswa. Rektor Abdul Haris mendoakan agar Gatot bisa menjadi Presiden RI.
"Semoga Panglima nanti jadi Presiden Indonesia," doa Abdul Haris di akhir sambutannya, Jumat (24/11).
Haris hanya beberapa menit membacakan sambutan, bahkan waktunya digunakan untuk membaca puisi. Dia mengaku memiliki kedekatan secara psikologis dengan tentara. Sebab, ayahnya seorang tentara.
Jenderal Gatot menyampaikan pidato dengan judul Mewujudkan Indonesia Sebagai Pemenang Dalam Kompetisi Global. Ratusan mahasiswa menyimak pidatonya. Dalam materinya, Gatot mengatakan dunia mengalami pergeseran begitu cepat di berbagai bidang. Dia mencontohkan berbagai fasilitas robotik dan internet yang mewarnai dunia bisnis dan industri.
"Anda semua telah tumbuh sebagai generasi milenial, generasi internet yang semua urusan sudah ada dalam genggaman tangan," kata Gatot.
Gatot memetakan berbagai ancaman konflik di berbagai belahan dunia yang bersumber pada perebutan energi. Konflik dunia yang selama ini terjadi tidak lepas dan berlatar belakang kebutuhan energi dunia.
"Konflik dunia dipicu oleh konflik energi, 70 persen konflik dunia karena konflik energi," tegasnya.
Indonesia dengan segala potensinya menjadi sangat seksi bagi negara-negara lain. Sehingga ke depan akan menjadi sasaran bagi perebutan kebutuhan alternatif energi dunia.
Generasi Indonesia ke depan harus berkompetisi, menjadi generasi unggul. Tantangan masih harus dihadapi dengan tetap mencintai tanah airnya.