1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Panglima TNI, Gatot Nurmantyo sambangi pesantren An Nur Bululawang

Sambangi Ponpes An Nur Bululawang, Panglima TNI, Gatot Numantyo sampaikan pesan ini pada ulama dan santri.

Jenderal TNI, Gatot Nurmantyo. ©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Senin, 17 Juli 2017 14:07

Merdeka.com, Malang - Panglima TNI, Gatot Nurmantyo menyampaikan, tantangan masyarakat di Indonesia saat ini tak hanya datang dari dalam negeri, melainkan persaingan muncul secara global. Pemanasan global seolah membuat bumi kian hari makin menyempit. Kebutuhan makanan dan energi meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk yang tinggi. Sementara, stok makanan dan energi semakin terbatas.

Gatot mencontohkan, Amerika dahulunya dihuni oleh orang Indian, Australia dihuni oleh orang Aborigin, dan Singapura dihuni oleh orang Melayu. Sehingga, Gatot mengingatkan kembali akan persaingan penduduk di negara sendiri.

"Karenanya kita jangan sampai negara Indonesia ini kalah dalam bersaing dengan negara lainnya. Jaga persatuan NKRI. Jangan sampai Indonesia terpecah belah seperti negara lain, akibat provokasi dan fitnah," papar Gatot.

Hal tersebut disampaikan Gatot saat memberikan kuliah ilmiah di Pondok Pesantren An Nur 2 di Bululawang, Kabupaten Malang, Minggu (16/7). Hadir dalam acara tersebut, Bupati Malang, Rendra Kresna, Wakil Bupati Malang, Sanusi, Pangdam V Brawijaya, Pangdiv V Kostrad, Danlanud Abd Saleh, Dan Lanal, Kodim 0818 Kabupaten Malang, Kapolres Malang dan keluarga besar pendiri dan pengasuh Ponpes An Nur.

"Saya bersyukur bisa bersama dan berhadapan langsung dengan para ulama dan santri di pondok. Sejak tiba disini, saya merasa kagum pada pondok ini, dari berdiri di tahun 1979 dengan hanya 9 santri kini sudah menjadi 7 ribu santri. Dari tahun 1979 itu berapa jumlah yang sudah berkarir dan berkarya serta yang sudah bersyiar hingga kini. Saya harus ikut belajar ketika datang disini," paparnya.

Jenderal TNI, Gatot Nurmantyo di Ponpes An Nur
© malangkab.go.id/Humas Pemkab Malang

Lebih lanjut, Gatot berpesan, ulama dan santri harus turut menjaga kesatuan NKRI. Mengingat, para ulama dan santri terdahulu turut menjadi penyatu semangat persatuan dan ideologi bangsa Indonesia, yakni Pancasila.

"Para ulama yang menyatukan perjuangan bangsa ini sehingga lahirnya Sumpah Pemuda untuk satu nusa satu bangsa satu tanah air Bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus kita harus berjuang mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia tentunya dengan pedoman yang sama yakni Pancasila, dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika," pungkasnya.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Sosial
  2. Pemkab Malang
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA