CEO PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), Risha Adi Wijaya menyatakan bahwa uang untuk pembayaran subsidi klub Liga 1 memang belum ada.
Merdeka.com, Malang - Keresahan sejumlah klub terkait belum dibayarkannya uang rating dan rangking bagi tim-tim peserta Liga 1 2017, ditanggapi oleh CEO PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), Risha Adi Wijaya. Dilansir dari Bola.net, dia mengatakan bahwa memang uang tersebut belum ada.
Sebelum Liga 1 2017 dimulai, PT LIB selaku operator dahulu menginformasikan bahwa setiap tim peserta akan mendapat pemasukan berdasarkan rating televisi. Selain itu, mereka juga bakal diberi uang yang jumlahnya bervariasi, sesuai peringkat akhir di klasemen.
Saat ini sendiri, kompetisi Liga 1 2017 sudah berakhir sejak November lalu. Namun hingga saat ini, uang dari dua sektor tersebut masih belum dibayarkan kepada tim-tim peserta.
Belum kunjung turunnya pembayaran ini membuat PT LIB akhirnya kerap ditanyai soal masalah ini. Risha pun menegaskan bahwa PT LIB tetap berpegang teguh pada komitmen untuk menyalurkan uang tersebut. Namun masalahnya, PT LIB belum mendapatkan dananya dari partner mereka.
"Kan di Liga 1 itu ada namanya dana kontribusi, dan dana rating. Itu sudah dibicarakan pada bulan Desember 2017 di Makostrad waktu itu dipimpin Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Di mana memang ada beberapa kesepakatan yang sudah disepakati mengenai tanggal-tanggal pembayaran, khususnya untuk dana kontribusi dulu," ujar Risha.
"Nah untuk dana kontribusi dari kesepakatannya itu yang pertama kami sudah bayarkan, dan yang kedua ini yang belum dibayarkan yang seharusnya dibayarkan pada bulan Januari. Terus terang kenapa? Karena memang dari komitmen yang disepakati saat itu kan bukan hanya LIB dan klub, tapi ada partner juga. Nah kalau salah satu misalnya dari partner belum memenuhi komitmennya, ya akibatnya juga LIB tidak bisa memenuhi komitmen kepada klub," sambungnya.
Walau begitu, Risha menjelaskan bahwa hal ini bukanlah alasan. Dia akan berupaya untuk dapat segera menyelesaikan masalah ini.
"Tapi tentunya itu bukan menjadi alasan LIB. Kami tetap berusaha untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan klub," jelas Risha.
Lebih jauh, Risha menjelaskan bahwa kapan LIB akan melunasi kewajibannya kepada klub-klub tersebut. Dia menyebut bahwa LIB baru bisa membayar setelah mendapatkan dananya dari partner mereka.
"Memang tidak mudah karena komitmen yang seharusnya dibayarkan kepada LIB itu cukup besar dan memang saat ini kami sedang mencoba mem-push partner kami untuk segera memenuhi kewajibannya karena memang tinggal dari situlah kami dapat memenuhi kewajiban kepada klub-klub yang masih belum bisa dipenuhi," tandasnya.