"Kami sudah melakukan pembahasan terkait penyesuaian tersebut. Manajemen melakukan efisiensi biaya khususnya untuk laga tandang," kata Ruddy.
Merdeka.com, Malang - Adanya sanksi tanpa penonton hingga akhir musim 2018 ini, memaksa Arema FC melakukan beberapa penyesuaian finansial. Dilansir dari Bola.com, manajemen Arema FC bakal melakukan sejumlah efisiensi pada sejumlah laga tandang.
"Kami sudah melakukan pembahasan terkait penyesuaian tersebut. Manajemen melakukan efisiensi biaya khususnya untuk laga tandang," kata General Manager Arema, Ruddy Widodo.
Efisiensi tersebut antara lain menurunkan standart biaya maskapai penerbangan, hotel dan beberapa lagi yang lainnya.
"Contohnya, biasanya menginap di hotel bintang empat, sekarang turun ke bintang tiga. Penerbangan juga cari maskapainya dibawah yang biasanya digunakan," jelasnya.
Namun untuk pengeluaran pokok seperti gaji karyawan dan pemain, Ruddy menjamin tidak akan berpengaruh. Karena itu sudah jadi tanggungan manajemen.
"Bonus juga tetap. Tidak ada penurunan karena itu hal yang bersangkutan dengan prestasi tim. Kami tidak akan utak-atik itu," tegasnya.
Manajemen Arema memahami jika pemain sudah kehilangan dukungan dari suporter. Jika sampai ada penurunan gaji dan bonus pemain, itu bisa membuat semangat mereka semakin turun.
Selain itu, operasional untuk penyelenggaraan pertandingan juga berkurang. Tapi untuk faktor keamanan masih tetap. "Biaya kepanpelan banyak yang berkurang. Karena tidak ada penonton. Tapi detailnya ketua panpel yang mengetahui," imbuh Ruddy.
Sementara itu, untuk mencari sumber pemasukan lain, divisi bisnis yang kini digenjot untuk membuat terobosan baru. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah nonton bareng atau event lain yang bisa memberikan pemasukan untuk Arema.
"Manajer bisnis nanti akan menyusun rencana tersebut. Yang jelas manajemen akan tetap membuat finansial tim tetap stabil," tegasnya.
Arema dikenai sanksi tanpa penonton hingga akhir musim karena insiden saat pertandingan kandang melawan Persebaya Surabaya (6/10). Aremania melakukan aksi turun ke lapangan pada laga itu. Padahal para petinggi PSSI sedang hadir di Stadion Kanjuruhan menyaksikan laga tersebut.