1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Warga Kelapa Sawit Pisang Candi, percantik kampung dengan nilai filosofis wayang

Warga di jalan Kelapa Sawit kelurahan Pisang Candi dengan melukis berbagai karakter wayang di kampung mereka.

©2018 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Selasa, 30 Oktober 2018 10:16

Merdeka.com, Malang - Banyak cara yang dilakukan oleh warga Kota Malang untuk mempercantik kota mereka. Salah satu cara unik dan penuh filosofis yang dilakukan oleh masyarakat kota Malang secara khusus warga di jalan Kelapa Sawit kelurahan Pisang Candi dengan melukis berbagai karakter wayang di kampung mereka.

Dilansir dari Liputan6.com, terdapat 50 karakter wayang di tembok – tembok rumah warga Jalan Kelapa Sawit, RT 5 RW 3, Kelurahang Pisang Candi, Kota Malang, Jawa Timur. Tema kampung wayang diambil warga untuk memperindah, sekaligus melestarikan tradisi.

Pada salah satu kampung padat penduduk di Kota Malang ini, karakter wayang dari Mahabharata itu dilukis beraneka warna. Tekstur di tiap garis lukisan terasa menonjol jika diraba. Di setiap lukisan dilengkapi dengan tulisan nama–nama karakter wayang.

Secara filosofis, tiap karakter itu juga dianggap cocok menggambarkan aktivitas warga kampung. Para ibu–ibu yang aktif di PKK misalnya, diibaratkan seperti Srikandi. Karakter Abimanyu sang putra Arjuna juga cocok disematkan ke para pemuda yang aktif di karang taruna.

"Jadi lukisan ini mengenalkan tradisi nusantara dan makna filosofinya yang masih sesuai sampai hari ini. Para pemuda tak boleh lupa dengan budaya bangsa ini," kata Sumanto.

Warga mulai melukis kampung mereka dengan tokoh–tokoh pewayangan itu pada ramadan lalu secara gotong royong. Melukiskan sebuah karakter wayang butuh 2 – 3 hari hingga sempurna. Pembuatan sketsa dikerjakan seorang diri oleh Saiman, salah seorang warga setempat.

Tahap awal, Saiman membuat sketsa. Berikutnya, ada yang bertugas menebalkan garis rancangan gambar itu dengan adonan lem dan semen. Terakhir, cat minyak aneka warna menyempurnakan lukisan.

"Saya mengawasi proses penebalan agar tak melenceng dari polanya. Ini memang perlu kehati-hatian," ucap Saiman sang pembuat sketsa.

Umumnya wayang dominan berwarna kuning keemasan, cokelat, hitam dan merah, tapi masyarakat di kampung ini memilih di luar pakem itu. Menggunakan beraneka warna, alhasil karakter wayang di kampung yang masuk Kecamatan Sukun, Kota Malang ini tampak lebih cerah.

"Agar tampak lebih ceria dan menyenangkan dilihat terutama oleh anak – anak," ujar Saiman.

Lukisan karakter wayang di tembok rumah warga di Jalan Kepala Sawit Kota Malang
© 2018 Liputan6.com/Zainul Arifin

Pada kampung ini ada sebuah rumah milik salah satu warga yang difungsikan sebagai sanggar seni. Di sanggar ini para pemuda diajak belajar bareng membuat kaligrafi dengan pola wayang. Serta kerajinan tangan lainnya berbahan limbah serabut kelapa. Termasuk juga belajar komposting.

"Kami ingin mengubah kampung ini agar lebih baik. Lewat lukisan ini jadi satu cara pertama," kata Feri salah seorang warga.

Feri yang juga perajin bahan serabut kelapa ini ingin mengajak para pemuda dan warga untuk belajar bersama di sanggar seni. Selain memperindah kampung, tak menutup kemungkinan ada dampak ekonomi juga yang bisa didapat warga.

"Seperti membuat seni kaligrafi itu kan juga bisa jadi penghasilan tambahan untuk warga. Semua belajar secara otodidak," kata Feri.

Keberadaan lukisan wayang ini membuat para anak muda dapat mengenal budaya pewayangan serta ikut terlibat dalam berkesenian.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Sobo Kampung
  2. Kota Malang
  3. Kampung Tematik
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA