1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Tiga hari gas metan TPA Supiturang terbakar, 12 PMK dikerahkan

Asap pekat tersebar di sekitaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang, Kota Malang sejak tiga hari terakhir.

©2018 Merdeka.com Editor : Rizky Wahyu Permana | Contributor : Darmadi Sasongko | Kamis, 26 Juli 2018 12:55

Merdeka.com, Malang - Asap pekat tersebar di sekitaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang, Kota Malang sejak tiga hari terakhir. Asap muncul akibat gas metan yang dikeluarkan sampah terbakar oleh panas matahari.

Akibatnya hamparan sampah seluas 3 Ha mengepulkan asap yang hingga saat dalam proses pemdaman. Sebanyak 12 mobil PMK dikerahkan untuk mengurangi asap yang terus mengepul.

Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kota Malang, Jose Bello mengatakan, asap muncul dari gas metan dalam timbunan sampah yang terbakar. Secara kasat mata tidak terlihat adanya api yang menyala, tetapi di dalam sampah terus terbakar dan menimbulkan asap.

"Karena itu dilakukan pemadaman dengan teknis penyuntikan air di kedalaman sekitar 4 meter," kata Jose Bello saat ditemui di TKP Supit Urang, Kecamatan Mulyorejo, Kota Malang, Rabu (25/7).

PMK menggunakan pipa besi yang di sisi-sisnya berlubang. Pipi tersebut ditancapkan ke dalam tumpukan sampah dengan dialiri air.

"Celah-celahnya (sampah) biar meresap, ini baru kita mulai dilakukan di empat titik," kata Bello.

Bello mengaku sedang konsentrasi memadamkan di bagian sisi tebing yang memang berhadapan dengan arah angin. Penyuntikan dilakukan berjajar mengarah ke bawah tebing. Jika tidak segera dipadamkan akan mudah terbakar.

"Sisi tebing kan terkena angin akan mudah terbakar," tegasnya.

Tim PMK terus bekerja dengan tim penuh dibantu sejumlah pihak, termasuk PMK Kabupaten Malang yang membantu satu unit mobil pemadam. Total 12 mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk menyuport kebutuhan air.

"Kemarin sudah 25 tangki, hari ini sudah hampir 25 tangki, dan terus bekerja. Kita prediksi besok akan zero asap," katanya.

Bello sendiri juga mengaku sedikit mengalami kesulitan sumber air karena musim kemarau. Sehingga harus mengambil air agak jauh, dan membendung sungai agar air terkumpul.

PILIHAN EDITOR

(RWP) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Peristiwa
  2. Kota Malang
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA