1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Sepenggal kisah 'Sie Kong' dalam Wayang Potehi Kelenteng Eng An Kiong

Mengintip sepenggal kisah tentang runtuhnya marga Sie pada masa kerajaan Tong Tiauw lewat pementasan Wayang Potehi bertajuk 'Sie Kong'.

©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Rabu, 25 Januari 2017 17:43

Merdeka.com, Malang - Kenal dengan Wayang Potehi? Seolah bernostalgia, wayang asal Tiongkok ini berhasil menarik perhatian, ketika kembali dipentaskan di Kelenteng Eng An Kiong, Kota Malang, sejak Minggu (22/1) lalu. Sempat vakum selama lima tahun, Wayang Potehi kembali digelar untuk menyambut datangnya Tahun Baru Imlek.

Wayang Potehi merupakan salah satu jenis wayang khas Tionghoa yang berasal dari Tiongkok bagian Selatan. Kata Potehi sendiri berasal dari tiga suku kata, yakni Pou, Te, dan Hi. Kata 'Pou' berarti kain, 'Te' berarti kantong, dan 'Hi' berarti wayang. Sehingga Wayang Potehi juga dikenal dengan nama Wayang kantong. Penamaan ini sesuai dengan jenis wayang yang menyerupai boneka tangan. Hanya saja, penampilan tokoh pewayangan terbuat dari kayu,dan dibalut dengan pakaian khas Tionghoa.

Legenda menyebutkan, seni wayang ini pertama kali muncul dari seorang tawanan kerajaan yang menerima hukuman mati. Bersedih akan nasibnya, keempat orang tawanan tersebut merasa bersedih. Namun, satu diantara mereka justru memiliki ide cemerlang untuk memainkan sebuah wayang.

Bersama keempat temannya yang lain, tawanan itu kemudian mengambil pekakas seadanya dan menabuhnya sebagai pengiting permainan wayang. Beruntungnya, tabuhan permainan tersebut menarik perhatian Kaisar. Berkat permainan mereka yang berhasil menghibur, sang Kaisar akhirnya memberi pengampunan bagi kelima tawanan tersebut.

Keberadaan Wayang Potehi telah ada sejak masa Dinasti Jin, tepatnya pada 265-420 Masehi. Diperkirakan, wayang ini mulai dikenal di Indonesia melalui orang-orang Tionghoa yang masuk sekitar abad ke-16 sampai abad ke-19.

Melirik pada pementasannya, Wayang Potehi umumnya menceritakan legenda dinasti-dinasti yang ada di Tiongkok. Seperti lakon yang dipentaskan di Kelenteng Eng An Kiong, Wayang Potehi mengangkat kisah seorang Panglima bernama Sie Kong.

Widodo, dalang Wayang Potehi dari Kelenteng Hong San Kiong, Jombang menuturkan, Sie Kong merupakan sosok Panglima yang hidup pada masa kerajaan Tong. Kisah 'Sie Kong' yang dibawakannya menceritakan tentang tendangan Sie Kong yang berujung pada runtuhnya marga Sie pada masa tersebut. Tak heran, jika kisah wayang potehi yang diangkat berjudul 'Sie Kong Hwan Tong (Tendangan Sie Kong)'.

Kisah bermula, saat kerajaan Tong Tiauw berdiri. Pada masa itulah hidup seorang panglima bernama Sie Djin Koei, atau lebih populer dengan nama Sie Kong. Pewayangan itu mengisahkan tentang perbuatan Sie Kong yang berujung pada runtuhnya marga Sie kala itu.

Singkat cerita, suatu hari, sang Raja menggelar pesta di Kota Raja. Sayangnya, saat pesta meriah tersebut digelar, Sie Kong datang dalam kondisi mabuk. Sebenarnya, saat itu Sie Kong tak berniat untuk merusak pesta sang raja. Namun, dirinya datang ke pesta dengan tujuan hendak memberi 'pelajaran' pada seorang menteri. Sie Kong memandang, bahwa menteri tersebut sebenarnya memiliki hati jahat dan ingin merusak kerajaan.

Sosok Sie Kong dalam Pewayangan Potehi di Kelenteng Eng An Kiong
© 2017 merdeka.com/Siti Rutmawati

Saat hendak melayangkan tendangan kepada sang menteri jahat, tendangan tersebut justru mengenai sang Putera Mahkota. Karena tendangan tersebut, Putera Mahkota akhirnya meninggal. Akibat peristiwa tersebut, tak hanya Sie Kong yang mendapatkan hukuman. Nahasnya, Raja memerintahkan untuk menangkap seluruh marga Sie, sebagai hukuman atas perbuatan Sie Kong yang berasal dari marga Sie.

Pementasan kisah Sie Kong, kata Widodo, bisa berlangsung selama 2-3 bulan. Durasi pementasan tersebut umumnya juga berlaku bagi kisah legenda lakon lainnya. "Mulai hari pertama kemarin tanggal 22, sampai selesai pementasannya, biasanya 1-2 bulan. Kalo cerita Sie Kong bisa tamat dalam waktu dua bulan setengah," jelas Widodo.

Widodo sendiri merupakan dalang yang berasal dari Yayasan Po Tee Hie Fu He An, sebuah yayasan Wayang Potehi di Kelenteng Hong San Kiong. Kelenteng tersebut berlokasi di desa Gudo, kecamatan Gudo, Jombang. Tak heran, jika kelenteng yang satu ini juga dikenal dengan nama Kelenteng Gudo.

Widodo mementaskan lakon 'Sie Kong' di Kelenteng Eng An Kiong untuk menyambut datangnya Tahun Baru Imlek, 28 Januari mendatang. Wayang Potehi ini dipentaskan setiap hari, tepatnya pada pukul 15.00-17.00 WIB dan pukul 19.00-21.00 WIB.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Pertunjukkan
  2. Seni
  3. Wisata Sejarah
  4. Imlek 2017
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA