1. MALANG
  2. PARIWISATA

Wayang Potehi, hiburan klasik Tionghoa yang berusia 3000 tahun

Menyambangi Wayang Potehi, sebuah pementasan wayang klasik asal Tionghoa.

Pementasan Wayang Potehi di Kelenteng Eng An Kiong. ©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Selasa, 24 Januari 2017 19:19

Merdeka.com, Malang - Sorak sorai suara penonton mulai terdengar, bahkan sebelum pentas wayang kantong itu dimulai. Penonton saling berebut tempat duduk, dan tak jarang mereka pun tak kebagian tempat. Semua kursi berbayar itu pun penuh dengan penonton yang antusias menyaksikan pentas dari negeri China itu dimulai. Setelah pentas bubar pun, riuh penonton masih terdengar, lantaran tak ingin hiburan itu segera diakhiri. Suara mereka seolah-olah tak sabar ingin menikmati lagi, hiburan yang hanya disuguhkan satu kali dalam satahun itu.

Setidaknya, begitulah gambaran pementasan Wayang Potehi yang ada dalam ingatan Widodo, seorang dalang Potehi yang masih eksis dengan panggungnya. Sekitar tahun 1975, Wayang Potehi merupakan salah satu hiburan rakyat yang dinanti, mengingat media hiburan kala itu tak semaju dan secanggih saat ini.

"Dulu sekitar tahun 1975, ramai sekali. Bahkan 30 menit sebelum pementasan, kursi sudah penuh, bahkan disewakan. disitu kan jadi tertarik. Dulu pas potehi bubar, penonton kayak kehilangan sesuatu," ungkap Widodo, saat ditemui merdeka.com usai pementasan Wayang Potehi di Kelenteng Eng An Kiong, Kota Malang, Senin (23/1).

Pementasan Wayang Potehi di Kelenteng Eng An Kiong
© 2017 merdeka.com/Siti Rutmawati

Kemerosotan peminat tersebut pun diakui Widodo, saat ini penggemar Wayang Potehi tak sebanyak dahulu, saat di mana hiburan klasik asal Cina ini masih populer di tahun 1970-an. Kini, kecanggihan teknologi mulai memunculkan pesaing-pesaing hiburan yang lebih mudah dijangkau.

Wayang Potehi merupakan salah satu jenis wayang khas Tionghoa yang berasal dari Tiongkok bagian Selatan. Kata Potehi sendiri berasal dari tiga suku kata, yakni Pou, Te, dan Hi. Kata 'Pou' berarti kain, 'Te' berarti kantong, dan 'Hi' berarti wayang. Sehingga Wayang Potehi juga dikenal dengan nama Wayang kantong. Penamaan ini sesuai dengan jenis wayang yang menyerupai boneka tangan. Hanya saja, penampilan tokoh pewayangan terbuat dari kayu,dan dibalut dengan pakaian khas Tionghoa.

Legenda menyebutkan, seni wayang ini pertama kali muncul dari lima orang tawanan kerajaan yang menerima hukuman mati. Bersedih akan nasibnya, keempat orang tawanan tersebut merasa bersedih. Namun, satu diantara mereka justru memiliki ide cemerlang untuk memainkan sebuah wayang. Bersama keempat temannya yang lain, tawanan itu kemudian mengambil pekakas seadanya dan menabuhnya sebagai pengiring permainan wayang.

Beruntungnya, tabuhan permainan tersebut menarik perhatian Kaisar. Berkat permainan mereka yang berhasil menghibur, sang Kaisar akhirnya memberi pengampunan bagi kelima tawanan tersebut.

Keberadaan Wayang Potehi telah ada sejak masa Dinasti Jin, tepatnya pada 265-420 Masehi. Diperkirakan, wayang ini mulai dikenal di Indonesia melalui orang-orang Tionghoa yang masuk sekitar abad ke-16 sampai abad ke-19.

Widodo usai Pementasan Wayang Potehi di Kelenteng Eng An Kiong
© 2017 merdeka.com/Siti Rutmawati

Widodo menjelaskan, Wayang Potehi umumnya memainkan lakon-lakon yang berasal dari kisah klasik dinasti-dinasti yang ada di Tiongkok. Saat tampil di Kelenteng Eng An Kiong, Widodo membawakan lakon 'Sie Kong', sosok yang menyebabkan keruntuhan marga Sie pada masa kekuasaan Kaisar Tong Tiauw.

"Menceritakan tentang keturunan marga Sie, seperti almarhum Panglima Sie Djin Koei. Setelah kerajaan Tong berdiri, munculnya Sie Kong, nah ini runtuhnya kerajaan Tong Tiauw dan runtuhnya marga Sie, akibat perbuatan atau ulah dari Sie Kong," kisah Widodo.

Widodo sendiri merupakan dalang yang berasal dari Yayasan Po Tee Hie Fu He An, sebuah yayasan Wayang Potehi di Kelenteng Hong San Kiong. Kelenteng tersebut berlokasi di desa Gudo, kecamatan Gudo, Jombang. Tak heran, jika kelenteng yang satu ini juga dikenal dengan nama Kelenteng Gudo.

Widodo mementaskan lakon 'Sie Kong' di Kelenteng Eng An Kiong untuk menyambut datangnya Tahun Baru Imlek, 28 Januari mendatang. Wayang Potehi ini dipentaskan setiap hari, tepatnya pada pukul 15.00-17.00 WIB dan pukul 19.00-21.00 WIB. 

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Wisata Sejarah
  2. Zona Turis
  3. Imlek 2017
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA