Kisah Presiden Joko Widodo saat menutup Rakernas XII Apeksi di Kota Malang, sukses membuat audience tertawa. Ada apa?
Merdeka.com, Malang - Kisah Presiden Joko Widodo saat menutup Rakernas XII Apeksi di Kota Malang, membuat audience tertawa. Saat memberikan nasihat tentang diferensiasi kota, Presiden menggunakan contoh Sunnyland, sebuah kota di California yang menjadi pusat golf dunia.
"Itu satu kota di California yang hanya mengurusi golf. Satu kota memiliki 37 padang golf. Setiap hari ribuan pesawat pribadi ke sana hanya untuk golf, " kata Jokowi di hadapan 98 wali kota se-Indonesia di Kota Malang, Kamis (20/7).
Presiden mengingatkan kepada para wali kota, bahwa sebuah kota penting memiliki perbedaan dengan kota lain. Sehingga memiliki kekhasan dan daya jual yang berbeda, seperti Sunnyland yang menjual padang golf.
"Saya ke sana (Sunnyland), kok isinya hanya resort dan golf, tidak ada yang lain. Hotel dan golf enggak ada yang lain. Kita summit di situ juga di tengah padang golf. Untungnya satu saja, saya enggak bisa golf," katanya disambut tertawa audience.
"Saya tidak pernah masuk yang namanya padang golf, selain di Sunnyland tadi. Karena ada summit tadi, kalau tidak ada summit tidak akan masuk saya," lanjut Jokowi menegaskan.
Presiden menceritakan, golf bagi Sunnyland menjadi ciri khas kota, sehingga seluruh 'orang gede' di dunia, bermain golfnya ke tempat tersebut. Para pemimpin negara dunia pun diajak ke tempat tersebut untuk menikmati rasa yang berbeda dengan tempat lain.
"Saya tahu presiden ini ketemu presiden ini bertemu di padang golf mana gitu, perdana menteri ini dengan perdana menteri ini bertemu di padang golf mana lagi, di situ," jelasnya.
Tidak lupa, Jokowi yang dikenal sebagai mantan pengusaha mebel, juga memberikan contoh tentang kota Hight Point di North California yang menjadi pusat mebel dunia.
"Itu hanya ngurusin satu saja, mebel, hanya di situ yang mengurusi mebel, tidak ada yang lain. Orang masuk ke Hight Point urusannya hanya mebel saja, tidak ada urusan lain. Setiap tahun, pameran terbesar di dunia untuk mebel di situ. Karena seluruh orang mebel berkumpul di situ untuk pameran dan bicara trend ke depan, warna apa yang akan menjadi trend," katanya.
Kepada para wali kota, Presiden mengajak agar kota-kota di Indonesia memiliki pembeda di banding kota lain. Pastinya setiap kota memiliki sesuatu yang berbeda dan layak untuk dijual ke dunia internasional.
"Diferensiasi itu penting sekali, setiap kota memang harus ada pembedanya. Bogor dengan Bali, Denpasar harus beda, dengan Ambon harus beda lagi. Kekuatan-kekuatan itu setiap kota harus dirancang dan disiapkan," katanya.
Para wali kota diminta tidak terjebak rutinitas, sehingga lalai mempersiapkan strategi pembangunan 50-100 tahun ke depan. Para wali kota harus merancang dan menyiapkan dengan baik.
"Kota ini mau jadi apa harus dibicarakan betul. Kota kita memiliki kemampuan ke sana sebenarnya. Tetapi tidak pernah dirancang, karena terjebak rutinitas, linier," tegasnya.
Kata Presiden, Indonesia memiliki Ambon yang dapat menjadi pusat pusat ikan dunia, dengan dilengkapi fasilitas. Sehingga saat orang hendak seminar tentang ikan, akan teringat Ambon.
"Tapi harus dirancang betul. Mungkin tidak bisa dalam 5 tahun, tapi 10 tahun sudah kelihatan. Sudah mulai dikenal kalau memang ingin terkenal. Kita punya banyak sekali yang bisa diangkat yang kota-kota lain tidak punya," katanya.