Terusik bahaya gas amonia pada kandang kelinci, sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya merakit sebuah alat yang disebut S2-TSC.
Merdeka.com, Malang - Terusik dengan gas ammonia pada kandang kelinci, sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya merakit sebuah alat yang disebut S2-TSC. Pasalnya, gas ammonia yang berasal dari urin dan feses kelinci itu, mampu menyebabkan gangguan fisik dan kesehatan, baik bagi hewan ternak maupun peternak. S2-TSC sendiri merupakan alat penyerap bau yang menggunakan sensor bau dan karbon aktif sebagai upaya mengurangi amonia pada kandang kelinci.
Ammonia merupakan senyawa kimia berupa gas dengan bau tajam yang khas. Ammonia bersifat kaustik, artinya memiliki sifat bahan kimia yang dapat merusak kulit dan iritasi. Bahkan, kontak dengan gas ammonia berkosentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, dan kematian.
Menyadari risiko ammonia tersebut, empat mahasiswa UB merakit sebuah alat penyerap bau pada kandang kelinci yang dinamakan S2-TSC. Dilansir Prasetya Online UB, sistematika kerja S2-TSC ini menggunakan sensor ammonia. Sensor tersebut akan mendeteksi ammonia yang ada pada kandang.
Saat kondisi kandang kelinci terdapat banyak ammonia, blower yang terpasang pada alat tersebut akan menyerapnya dengan segera. Reaksi penyerapan oleh karbon aktif dan essens jeruk akan terjadi setelah udara kotor terkumpul di pipa S2-TSC. Kemudian, udara bebas ammonia akan keluar dan kembali ke dalam kandang.
S2-TSC merupakan hasil karya kolaborasi antara mahasiswa Fakultas Teknik, dan Fakultas Peternakan, di bawah bimbingan Artharini Irsyammawati. Mahasiswa tersebut adalah Ika Widiyawati, Gusti Ayu Putu Marleni, Justian Ahmad, dan M. Jaelani N F Alchotri. Karya mereka ini, akan melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2017, yang akan digelar di Makasar, 23-28 Agustus mendatang.