Acara ini bakal dijadikan sebagai kampanye menghapus penyakit rasisme dan ajang introspeksi diri.
Merdeka.com, Malang - Pelaksaan nonton bareng laga kontra Bali United tak hanya dijadikan Aremania sebagai ajang biasa saja. Dilansir dari Bola.net, acara ini bakal dijadikan sebagai kampanye menghapus penyakit rasisme dan ajang introspeksi diri.
"Kami akan menjadikan ajang ini untuk introspeksi," ujar Humas Panpel Nobar Aremania, Awang Karta.
"Kami introspeksi untuk bisa mengingat apa yang membuat kita terkena sanksi, antara lain lagu-lagu rasis dan penyalaan cerawat (flare, red)," sambungnya.
Menurut Awang, kendati acara ini sekadar nobar, bukan menonton langsung di tribune, panitia akan tetap mengawasi ketat acara ini. Mereka tak akan memberi toleransi pada lagu-lagu yang bermuatan rasisme dan juga penyalaan cerawat.
"Kami akan mulai mengingatkan jika masih ada yang melantunkan lagu atau chant rasis dan juga menyalakan cerawat," tuturnya.
"Intinya, nobar besok kami mulai kampanye no flare no rasis," Awang menambahkan.
Sebelumnya, kendati disanksi tak boleh mendukung tim kesayangan mereka sampai musim ini usai, Aremania bakal tetap datang ke Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (20/10) mendatang. Mereka bakal mendukung perjuangan tim kesayangan mereka tersebut dengan acara nonton bareng di pelataran parkir barat stadion.
Sementara itu, Awang mengaku optimistis bahwa dengan kampanye macam ini sanksi yang diterima Arema dan Aremania bisa berdampak positif. Ia yakin ketika Aremania bisa kembali mendampingi tim kesayangan mereka secara langsung, budaya rasisme dan menyalakan cerawat bakal bisa tergerus.
"Saya yakin, kalau kita mau saling mengingatkan, hal-hal negatif seperti ini akan hilang sendiri," tandasnya.