Pelatih Arema FC Milan Petrovic menyebut bahwa insidenj atuhnya pesawat Lion Air JT-610 berpengaruh pada mental para penggawa Arema FC.
Merdeka.com, Malang - Pelatih Arema FC Milan Petrovic menyebut bahwa insidenj atuhnya pesawat Lion Air JT-610, jurusan Jakarta-Pangkal Pinang berpengaruh pada mental para penggawa Arema FC. Dilansir dari Bola.net, Milan menyebut bahwa walau tak ada pemain atau kerabat yang menjadi korban, namun pemainnya tetap merasa memiliki kedekatan dengan musibah ini.
"Kalau dianalisis, persentase kecelakaan pesawat memang jauh lebih kecil dibanding kecelakaan mobil atau sepeda motor," ujar Milan Petrovic, usai memimpin latihan anak asuhnya, di Stadion Gajayana Kota Malang, Selasa (30/10).
"Namun, saya tahu, kecelakaan membuat perasaan pemain kami kacau, terlebih karena kami banyak menggunakan pesawat dalam perjalanan," ia menambahkan,
Milan menyebut, dengan kondisi geografis Indonesia, sulit untuk tidak bergantung pada moda transportasi pesawat. Terlebih lagi, wilayah Indonesia sangat luas dan memerlukan waktu lama untuk dijangkau dengan moda transportasi darat atau laut.
"Bahkan, selama tujuh bulan di Indonesia, saya sudah sekitar 48 kali terbang. Ini adalah salah satu bukti besarnya wilayah Indonesia," tutur Milan.
"Ini sangat banyak. Bahkan, ketika saya cerita pada kerabat di kampung halaman, mereka sama sekali tak bisa membayangkannya," sambung pelatih asal Serbia tersebut.
Sebelumnya, ratusan penumpang dan kru pesawat diduga tewas kala pesawat Lion Air JT-610 jatuh di perairan Tanjung Karawang Jawa Barat, Senin (29/10) pagi. Pesawat jatuh dalam perjalanannya dari Jakarta menuju Pangkal Pinang.
Proses pencarian dan evakuasi para korban dan reruntuk pesawat tersebut masih dilakukan. Selain itu, tim penyelamat juga terus berupaya mencari kotak hitam pesawat tersebut.
Milan sendiri menyebut musibah ini sangatlah buruk. Bahkan, saking buruknya musibah ini, sejumlah rekannya di kampung halaman menghubunginya dan menanyakannya tentang musibah tersebut.
"Musibah ini sangat menyedihkan, bukan hanya bagi masyarakat Indonesia tapi juga orang-orang di luar negeri. Sejumlah teman saya di Eropa pun membicarakan insiden ini," tandasnya.