Manajemen Arema FC menyadari bahwa mencari pemain asing yang benar-benar baru di sepak bola Indonesia memiliki risiko tinggi.
Merdeka.com, Malang - Manajemen Arema FC menyadari bahwa mencari pemain asing yang benar-benar baru di sepak bola Indonesia memiliki risiko tinggi. Dilansir dari Bola.net, jelang bursa transfer paruh musim ini, manajemen meninta tim pelatih untuk memperhatikan sejumlah hal.
"Saya tak meragukan kualitas pemain-pemain yang hendak diboyong," ujar General Manager Arema FC, Ruddy Widodo.
"Namun, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan. Para pemain ini harus mendapat informasi yang cukup tentang kondisi Indonesia, beserta segala keunikannya," sambungnya.
Lebih lanjut, menurut Ruddy, ada banyak hal yang harus diperhatikan pemain anyar. Banyak hal-hal di luar teknis seperti makanan, atau bahkan kondisi rumput lapangan Indonesia yang berbeda dengan kondisi negara asal mereka.
"Saya tidak mau hal-hal ini nantinya justru kontraproduktif," tuturnya.
Menurut Ruddy, tim pelatih menyebut bahwa ada hal yang membuat mereka kesulitan membujuk pemain untuk merumput di Indonesia. Hal tersebut adalah kondisi keamanan Indonesia, terutama sejak adanya tragedi bom dan aksi terorisme beberapa waktu lalu.
"Namun, mereka berjanji akan membujuk para pemain ini untuk bisa bermain," ia menandaskan.
Sebelumnya, manajemen Arema FC dan tim pelatih sepakat melakukan perombakan tim sebelum putaran pertama Gojek Liga 1 bersama Bukalapak musim 2018 ini usai. Saat ini, atas nama perombakan tersebut, sudah ada dua orang yang dilepas dari klub berlogo singa mengepal ini. Dua orang tersebut adalah gelandang asal Montenegro, Balsa Bozovic, dan pelatih kiper asal Brasil, Ricardo Felippe Navarro dos Passos.
Dari informasi yang didapat, sejauh ini upaya perburuan untuk mendapatkan pengganti sosok-sosok yang dilepas ini mulai membuahkan hasil. Konon, Arema sudah mendapat calon pelatih kiper dan sejumlah pemain untuk dijajal. Rencananya, sosok-sosok anyar ini akan bergabung pada sesi pemusatan latihan tim, akhir Juni mendatang.