1. MALANG
  2. PARIWISATA

Menguak makna simbol arca Dwarapala, sosok penjaga candi Singhasari

Di klaim sebagai arca Dwarapala terbesar di Indonesia, ini makna simbol yang tertera di balik sikap tubuhnya.

© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Selasa, 06 September 2016 16:27

Merdeka.com, Malang - Candi Singhasari, merupakan candi syiwa yang diperkirakan dibangun pada tahun 1300 Masehi. Candi ini terletak di desa Candi Renggo, kecamatan Singosari, kabupaten Malang.

Berjalan sekitar 300-400 meter ke arah Barat dari candi Singhasari, terdapat dua arca Dwarapala raksasa. Menjadi Dwarapala terbesar di Indonesia, kedua arca tersebut memiliki berat sekitar 40 ton, tinggi 3,7 meter, dan lingkar badan mencapai 3,8 meter. Letak kedua arca raksasa tersebut terpisah sekitar 20 meter.

Dwi Cahyono, arkeolog dari Universitas Negeri Malang (UM) melalui situs resmi kepustakaan candi memperkirakan bahwa kedua arca Dwarapala raksasa tersebut semula menghadap ke arah Timur, mengarah pada lokasi candi Singhasari. Namun, dalam proses pengangkatannya, salah satu arca berubah arah menghadap ke arah Timur laut.

Mengenal Arca Dwarapala
Arca Dwarapala merupakan arca yang umumnya ada di setiap candi. Pasalnya, Dwarapala merupakan arca penjaga gerbang atau pintu dalam ajaran Syiwa dan Budha. Penamaan Dwarapala sendiri diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti pengawal pintu atau penjaga gerbang.

Melirik bentuk arca Dwarapala, umumnya sang penjaga gerbang ini dipahat berupa manusia atau hewan, yang khas dengan sebuah gada di tangan kanannya. Bentuk dan rupa arca Dwarapala berbeda-beda antara candi satu dan lainnya.

Konon, arca raksasa ini merupakan perwujudan raksasa di alam astral. Tak hanya berpostur besar, raksasa ini diyakini memiliki kemampuan hebat dalam menjaga dan melindungi.

Berdasarkan keyakinan tersebut, keberadaan arca Dwarapala merupakan simbol yang menunjukkan bahwa tempat atau wilayah tersebut berada dalam sebuah perlindungan.

Arca Dwarapala Candi Singasari
Arca Dwarapala yang berada tak jauh dari candi Singhasari memiliki ciri yang khas. Kedua arca yang kini letaknya terpisahkan oleh jalan raya tersebut memiliki gaya postur yang berbeda. Secara umum kedua arca Dwarapala memiliki mata melotot namun menunjukkan raut wajah yang ramah.

Uniknya, arca Dwarapala yang berada di sebelah Selatan memiliki sikap tangan kanan memegang gada dan tangan kiri diletakkan di lutut dengan posisi jongkok. Sedangkan arca Dwarapala di sisi Utara, memiliki sikap tangan kanan menunjukkan simbol salam dua jari, sementara tangan kiri memegang gada yang disandarkan di atas tanah.

Dilansir melalui merdeka.com, Amelia Driwantoro, seorang peneliti sejarah dari Pusat Arkeologi Nasional memperkirakan bahwa simbol salam dua jari pada arca kemungkinan besar merupakan salah satu sikap mudra saat bersemedi.

Seperti diketahui ada sekian sikap tangan dalam bersemedi atau sering disebut mudra. Beberapa diantaranya Dharmachakra (pemutar roda dharma), Bhumisparsa (memanggil bumi), Abhaya (Ketidakgentaran) dan lain-lain. Sikap salam dua jari juga termasuk satu dari sikap mudra yang berarti sikap kebahagiaan.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Sejarah Malang
  2. Wisata Sejarah
  3. Zona Turis
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA