Menjelajahi eksotisme peninggalan purbakala di Candi Singasari.
Merdeka.com, Malang - Candi Singasari, diperkirakan berdiri sekitar tahun 1300 M, sebagai sebuah persembahan untuk menghormati Raja Kertanegara. Candi yang juga dikenal dengan nama Candi Cungup ini terletak di desa Candi Renggo, kecamatan Singosari, kabupaten Malang.
Dikenal juga dengan nama Candi Menara, menunjukkan bahwa candi Singasari merupakan candi tertinggi pada masanya. Candi Singasari merupakan candi Syiwa yang terlihat dari keberadaan beberapa arca Syiwa di halaman Candi.
Mengengok arsitektur, bangunan candi Singasari berdiri di atas batur kaki setinggi 1,5 meter, tanpa hiasan atau relief pada kaki. Tak seperti candi pada umumnya, tangga menuju selasar pada kaki candi Singosari tak diapit pipi tangga dengan hiasan makara.
Pintu masuk candi terlihat sederhana, tanpa bingkai berhiaskan pahatan, dan di atas ambang pintu terdapat kepala kara sederhana. Pahatan sederhana pada candi memunculkan dugaan bahwa pembangunan candi Singasari belum selesai sepenuhnya.
Candi Singasari terlihat seolah-olah terdiri dari dua susunan bangunan. Pasalnya, bagian bawah atap candi berbentuk persegi, menyerupai ruangan kecil dengan relung di masing-masing sisi.
Relung-relung kosong tersebut diduga dahulunya digunakan sebagai lokasi penempatan arca. Puncak atap candi kian mengecil ke arah atas, dengan puncak yang yang terlihat sudah runtuh.
Halaman candi terdapat sederetan arca yang sebagian besar berada dalam kondisi tak utuh. Beberapa diantaranya adalah arca Syiwa dalam berbagai posisi dan ukuran, Durga, dan Lembu Nandini.
Keberadaan arca di halaman candi menunjukkan bahwa pemugaran yang dilakukan tahun 1937, masih belum menyeluruh. Ini juga terlihat dengan adanya tumpukan batu yang belum dikembalikan ke tempat semula.
[crosslink_1]