1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Tak disangka, korban Kanjeng Dimas merambah TNI AU Malang

Terkena tipuan, empat korban Kanjeng dimas berasal dari TNI AU Lanud Abdulrachman Saleh.

Masfiatur Rochma. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Senin, 03 Oktober 2016 14:03

Merdeka.com, Malang - Kasus kriminal yang dilakukan Dimas Taat Pribadi semakin semakin meluas. Jumlah korban dari anggota TNI pun bertambah. Dilansir dari merdeka.com, empat korban Kanjeng Dimas merupakan personel TNI AU di Lapangan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh. Keempat personel TNI AU yang menjadi korban tersebut telah menjalani pemeriksaan dan mengaku telah menyetor hingga puluhan juta rupiah.

"Sudah ada pemeriksaan dari anggota kami. Sudah kami mintai keterangan, bagaimana dia bisa sampai ke sana dan segala macam, ternyata memang hanya sebagai korban," kata Marsma TNI RM. Djoko Senoputro, Komandan Lanud (Danlanud) Abdulrachman Saleh Malang, Sabtu (1/10).

Djoko mengungkapkan keempat personel TNI AU tersebut hanya berstatus korban, tidak terlibat dalam kasus Kanjeng Dimas. Mereka sebagai santri Padepokan Kanjeng Dimas di Dusun Sumber Cengkelek RT 22/ RW 8, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. Pihak Djoko justru akan membantu pemulihan keempat korban, dan jika memungkinkan bisa mendapatkan haknya kembali.

"Sehingga sanksinya belum, tidak ada, bahkan membantu untuk mengembalikan kondisinya, bagaimana dana itu bisa kembali pada anggota kami," jelasnya.

Empat anggota tersebut di antaranya berinisial Peltu Sl, Peltu Rl, Pratu Cr dan satu lagi belum diketahui. Keempatnya terpengaruh berita dari mulut ke mulut sampai akhirnya terjerumus menjadi pengikut.

"Kalau itu merupakan kegiatan agama, tadinya memang berkedok kegiatan agama. Sehingga hak seseorang untuk meyakini kegiatan agama ini. Kalau kegiatan agama di luar jam dinas, itu tidak perlu melapor juga," katanya.

Korban sudah tiga tahun mengikuti kegiatan. Tetapi, tidak ditemukan perubahan atau tingkah laku aneh. Kegiatan itu, disebutnya hanya untuk meningkatkan keimanan. Akhirnya mereka sadar setelah padepokannya itu bermasalah.

"Yang empat ini sudah bekerja normal, kita monitor terus, diberi pencerahan kembali tentang agama dan lain sebagainya. Untuk tidak tertipu lagi dengan hal-hal berbau seperti itu. Kami akan dampingi secara rohani dan hukum dan memonitor terus," terang Djoko.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Kriminal
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA