Setelah sempat beredar video viral yang berisi keluh kesah seorang anak bernama Bayu yang tidak bisa masuk kelas dengan alasan kelas penuh. Bayu akhirnya bisa masuk kelas dan bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 12 Malang.
Sebelumnya, terdapat dua video pendek yang berisi curhatan dari Bayu mengenai kondisi yang dialaminya tersebut. Kasus ini bahkan mendapat perhatian cukup besar di media sosial karena nasib yang dialami Bayu tersebut.
Sebelumnya, Bayu yang sudah diterima melalui sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kota Malang terancam tidak dapat kelas karena kursi yang seharusnya miliknya justru sudah penuh. Bayu mengaku bahwa kursi yang harusnya dia tempati justru sudah terisi oleh siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Saat ini, berdasar keterangan dari akun Facebook
Agustinus Tedja, masalah Bayu ini sudah teratasi. Melalui mediasi yang dilakukan, Bayu telah mendapatkan kembali haknya untuk bersekolah di SMPN 12 Malang.
Dalam status tersebut, Agustinus Tedja menulis bahwa masalah itu sudah terselesaikan dan kepala SMPN 12 juga telah meminta maaf terkait hal tersebut.
"kami akan lakukan koreksi dan intropeksi atas nama Kapala sekolah SMPN 12," tulis Agustinus Tedja mengutip pernyataan Kepala SMPN 12 Malang.
Keteledoran sistem penerimaan seperti ini diharap Agustinus Tedja agar tidak terjadi lagi terutama karena Bayu merupakan siswa yang diterima melalui jalur pra-sejahtera.