Sebanyak 26 mahasiswa asal Amerika Serikat telah datang ke kota Malang dan siap untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia di UM.
Merdeka.com, Malang - Sebanyak 26 mahasiswa asal Amerika Serikat telah datang ke kota Malang dan siap untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia di Universitas Negeri Malang (UM). Para mahasiswa asing tersebut datang melalui program Critical Language Scholarship (CLS).
CLS merupakan program yang diinisiasi oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. Program ini bertujuan untuk memperkuat pengetahuan, keamanan, dan kesejahteraan melalui pembelajaran bahasa dan budaya dari negara yang penting bagi Amerika Serikat.
Program CLS pada tahun 2019 ini, merupakan penyelenggaraan kesepuluh di kota Malang. Pada tahun kesepuluh ini, program CLS ini dapat tetap sukses dan lancar seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Beberapa tahun belakangan program CLS ini tergolong sukses. Saya ingin mengulang kembali kesuksesan program ini pada tahun ini," harap Dr. Gatut Susanto, Institute Director CLS Indonesia pada pembukaan program, Senin (17/6) di Gedung AVA E6 Fakultas Sastra Universitas negeri Malang.
Resident Director CLS Indonesia, Adam Mele juga cukup optimis dengan kesuksesan program tersebut pada tahun ini.
"Saya lihat wajahnya semangat, biasanya kalau wajah semangat jadinya bagus," kelakar Mele.
"Terima kasih kepada para tutor, guru, dan staf serta mahasiswa CLS 2019," sambungnya.
Di antara 26 mahasiswa yang terlibat dalam program ini, terdapat kemampuan berbeda-beda dalam berbahasa Indonesia. Sebagian sudah memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang memadai dan pernah memiliki pengalaman datang ke Indonesia, sedangkan beberapa hanya memiliki kemampuan yang sangat dasar.
Acara pembukaan ini juga disertai sesi perkenalan dari sejumlah mahasiswa yang terlibat dalam program ini. Sebanyak 26 mahasiswa dari disiplin ilmu, usia, serta kemampuan berbahasa yang berbeda ini mencoba mengenalkan diri mereka masing-masing.
Program CLS ini bakal berlangsung selama dua bulan hingga minggu kedua bulan Agustus 2019. Masing-masing mahasiswa bakal ditemani oleh dua peer tutor yang membantu mereka mempercepat pembelajaran bahasa Indonesia.
Terdapat enam kelas dengan tingkatan yang berbeda bagi para siswa dan ditandai dengan nama-nama tokoh wayang. Pada masing-masing kelas, terdapat empat instruktur yang mendampingi para mahasiswa.
Selama di Malang, 26 mahasiswa Amerika Serikat ini tinggal di rumah warga yang tersebar di wilayah yang tak jauh dari Universitas Negeri Malang. Penggunaan cara ini diharap bisa membuat mahasiswa lebih cepat terlibat dalam pemerolehan bahasa mereka.