1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Ngaku nasionalis tulen, Red Army Kota Malang bantah terkait komunis

Ketua Red Army Kota Malang, Peni Suparto membantah terkait dengan organisasi komunis. Pihaknya pun membeberkan sejarah berdirinya Red Army.

Baliho mantan wali kota Malang Peni Suparto. ©2017 Merdeka.com Editor : Siti Rutmawati | Contributor : Darmadi Sasongko | Rabu, 05 Juli 2017 17:35

Merdeka.com, Malang - Pemasangan baliho bertuliskan Red Army dan logo bintang emas mengundang kehebohan. Lambang tersebut dikaitkan dengan tentara merah Rusia dan Cina yang kental dengan komunisme.

Baliho tersebut telah diturunkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dengan alasan tidak berizin dan meresahkan masyarakat. Tiga buah baliho di dua lokasi itu diturunkan paksa.

Ketua Red Army Kota Malang, Peni Suparto membantah terkait dengan organisasi komunis. Pihaknya pun membeberkan sejarah berdirinya Red Army, yang saat ini memiliki ribuan anggota itu.

"Kalau dikaitkan dengan Rusia? Walah, siapa pengurus Red Army yang pernah tahu Rusia. Komunikasi apapun dengan komunis sama-sekali tidak ada," kata Peni Suparto dalam preskon di Rumah Makan Batavia Malang, Rabu (5/7).

Peni pun menegaskan bahwa muqadimah dalam Red Army berbunyi organisasi kemasyarakatan yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945 dalam rangka menegakkan NKRI. Pihaknya pun mengaku berada di garda paling depan, jika muncul organisasi anti Pancasila.

"Jelas itu, jelas seperti itu, komunismenya tidak ada. Jadi kami Pancasila, kami Nasionalis tulen. Justu kalau ada yang anti Pancasila, kami berada di garis paling depan bersama TNI Polri dan kawan-kawan Banser. Kami berada di depan, Red Army tidak ada kaitannya dengan komunis," katanya.

Kata Peni yang mantan Walikota Malang itu, mengatakan gambar bintang yang digunakan dalam logo ormasnya, bukan sesuatu yang aneh. Bintang segi lima itu banyak juga digunakan oleh ormas lain, bahkan ormas keagamaan.

"Lihat Garuda Pancasila di dadanya ada bintang kuning yang artinya Ketuhanan Yang Maha Esa. Red Army menggunakan bintang lima, berarti warga Red Army warga yang berketuhanan. Salahnya di mana?" Tanyanya.

Terkait perizinan, Peni menegaskan bahwa proses izin sedang diurus, karena saat pemasangan kantor perizinan sedang libur panjang. Pihaknya pun tidak keberatan dengan langkah yang diambil oleh Satpol PP, Polisi dan TNI yang akhirnya menurunkannya.

"Izinya sedang diproses. Kenapa izinnya baru diproses? Karena waktu pemasangannya sedang libur panjang. Jadi tutup semua, kantor-kantor juga tutup," terangnya.

Baliho bertuliskan Red Army Community dengan sebuah bintang segi lima diturunkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang. Baliho tersebut berada di Jalan A Yani Kelurahan Purwodadi dan Jalan S. Parman Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing Kota Malang.

Logo Red Army dikait-kaitkan dengan komunisme. Logo bintang emas bertulis Red Army menyerupai pasukan merah Rusia dan Cina yang diidentikkan dengan komunisme.

PILIHAN EDITOR

(SR) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Peristiwa
  2. Kota Malang
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA