1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Basmi tungau pada bunga Krisan dengan ekstrak daun Paitan, caranya?

Bikin akarisida alami, mahasiswa Universitas Brawijaya manfaatkan ekstrak daun Paitan untuk basmi hama tungau pada bunga Krisan. Ini caranya!

Tanaman Paitan. ©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Rabu, 05 Juli 2017 18:11

Merdeka.com, Malang - Akarisida merupakan jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan populasi tungau. Namun, efek samping yang diberikan pada lingkungan dan kesehatan manusia, menyebabkan petani memilih untuk menggunakan alternatif akarisida.

Terkait monitoring keracunan pestisida organofosfat dan karbamat di 27 provinsi Indonesia, data Departemen Kesehatan tahun 2007 menunjukkan, 61,82% petani mempunyai aktivitas kolinesterase normal, 1,3% keracunan berat, 9,98% keracunan sedang dan 26,89% keracunan ringan.

Menanggapi persoalan tersebut, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, meneliti manfaat ekstrak daun Paitan sebagai alternatif akarisida. Tanaman Paitan, atau tithonia diversifolia merupakan jenis tanaman berbunga dengan warna kuning keemasan menyerupai bunga matahari. Tanaman ini memang jarang dibudidayakan, sehingga kerap dikategorikan sebagai gulma.

Dilansir Prasetya Online Universitas Brawijaya, penelitian yang digawangi Munika Dwi Nurul Hidayah, Yogi Nasrul Anas dan Diya Khoirun Nisa ini menunjukkan bahwa senyawa dalam Paitan dapat membunuh tungau Tetranychus sp, khususnya pada. Senyawa metabolit sekunder seperti Alkoloid, Saponin, Tannin, Terpenoid, dan Flavonoid membunuh tungau dengan sistem kontak dan racun perut.

Alkoloid dan Tannin berfungsi sebagai Antifeedant melalui aroma dan rasa pahit yang dikeluarkan oleh ekstrak daun paitan sehingga hama Tungau Tetranychus sp. enggan untuk memakan daun krisan. Terpenoid menyerang sistem syaraf pada tungau sehingga tungau kehilangan keseimbangan dalam mengkoordinasikan sistem tubuhnya.

Hasil perlakuan uji coba penelitian menunjukkan, persentase mortalitas pada konsentrasi terendah menunjukkan kematian populasi tungau lebih dari 50 persen, dalam waktu 12 jam.

Ekstrak Daun Paitan
© prasetya.ub.ac.id/prasetya.ub.ac.id

Salah satu anggota penelitian, Diya Khoirun Nisa, menjelaskan tentang cara kerja ekstrak daun Paitan pada tungau. Saat disemprotkan, kandungan senyawa metabolit sekunder ekstrak daun paitan akan menempel pada jaringan daun krisan. Saat tungau memakan daun krisan itu, senyawa tersebut akan masuk dalam tubuh tungau. Racun akan mulai bekerja setelah tungau bergerak aktif di permukaan daun dan bersentuhan langsung dengan EDP.

Penggunaan akarisida alami dengan konsentrasi kecil, sudah mampu membunuh tungau dengan persentase tinggi. Sehingga, peningkatan konsentrasi akarisida alami akan meningkatkan persentase mortalitas (angka kematian) tungau.

"Akarisida daun paitan ini ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama," imbuhnya.

Diya menambahkan, timnya akan bekerjasama dengan inkubator bisnis wirausaha UB untuk memproduksi ekstrak daun paitan. Produk tersebut akan disediakan dalam bentuk takaran dan dosis seimbang sesuai keperluan petani. Tujuannya, untuk memudahkan petani menggunakan akarisida ekstrak daun Paitan di lahan pertanian.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Lingkungan
  2. Universitas Brawijaya
  3. Mahasiswa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA